Tidak Tersedia Nasi Saat PBAK, Dema U Siap Audiensi!

Padang (DKTV)

Perencanaan ketidaksediaan nasi bagi Mahasiswsa Baru (Maba) saat PBAK menimbulkan polemik dan menjadi tanda tanya bagi selingkup Organisasi Mahasiswa (Ormawa) UIN Imam Bonjol (IB) Padang. Pasalnya, pencernaan tersebut dinilai kurang tepat dan sesuai yang akan diterapkan pada PBAK 2024 mendatang.

Presiden Mahasiswa (Presma) UIN IB Padang Nofalsyah menanggapi persoalan ini bahwasanya perlunya transparansi mengenai Standar Satuan Biaya Operational Perguruan Tinggi (SSBOPT). Tentang dana anggaran PBAK ada atau tidaknya untuk biaya makan bagi Maba saat PBAK.

Mengingat tahun sebelumnya pendanaan PBAK tahun 2023 dilaksanakan seperti biasanya dan disediakan nasi untuk Maba. “Ini perlunya transparansi yang lebih jelas, apa alasannya tidak disediakan nasi dan juga berani tidak buka data mengenai SSBOPT tersebut,” ucapnya saat diwawancarai via online oleh wartawan DKTV.

Selain itu, Presma menilai jika perlaksanaan PBAK dilakukan satu hari penuh sampai tiga hari berturut-turut. Kalau tidak disediakan nasi akan membuat Maba kesulitan dalam mencari makan dan konsumsi mereka di jam istirahat.

Sebaiknya perlu pertimbangan yang lebih ektifitas terkait PBAK terhadap tujuan dilaksanakan sebenarnya. Tidak hanya sekedar sebagai pengenalan budaya akademik tanpa memikirkan keefektivitas acara yang matang oleh pihak penyelenggara PBAK.

Lembaga Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema-U) akan memprotes jika seandainya perencanaan tetap dilaksanakan pada PBAK mendatang. Hal ini mungkin akan di audiensikan kepada pihak Rektorat untuk mempertimbangkan persoalan tersebut.

“Akan tetapi, Dema-U ingin mengetahui terkait transparansi biaya anggaran PBAK. Apakah termasuk konsumsi di dalamnya atau tidak,” sambung mahasiswa Fakultas Syariah.

Nofalsyah menyampaikan, seharusnya para panitia PBAK menjalankan diskusi dengan lembaga-lembaga Ormawa yang ada di Fakultas dan Kampus mengenai masalah perencanaan PBAK tahun ini.

Terlibatnya lembaga hanya mendapatkan surat, hanya diminta delegasi panitia satu orang perlembaga panitia untuk berpartisipasi dalam kepanitiaan pbak. Namun, setiap lembaga masih mempunyai ketidaktahuan informasi yang akan diskusikan.

“Itulah yang harus didiskusikan, dan juga peran ormawa yang ada dikampus ini apa sebenarnya?. Jika tidak dibuka secara diskusi mengenai kegiatan yang ada dikampus salah satunya PBAK yang dikenalkan kepada Mahasiswa Baru,” jelas mantan Ketum Dema Fakultas Syariah.

Meskipun melihat permasalahan yang terjadi di tahun sebelumnya. Seharusnya itu harus diantisipasi oleh panitia dan bisa berkerjasama dengan lembaga-lembaga yang ada dikampus. Akan tetapi untuk saat ini Dema-U belum mendapat diskusi apapun. Mungkin akan dilaksanakan dalam waktu dekat yang berencana memasukkan surat untuk berdiskusi mengenai kegiatan ini.

“Saat ini kami belum mendapat diskusi apapun, mungkin nanti dalam minggu ini atau minggu besok kami berencana memasukkan surat untuk berdiskusi mengenai kegiatan ini,” tutupnya.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis dan Dian (Mg)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *