Komentar Gubernur FAH Soal Rencana Tiada Makan Siang Saat PBAK Kepada Maba

Padang (DKTV)

Gubernur Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang mengkritik rencana peniadaan konsumsi untuk mahasiswa baru selama Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). 

Menurutnya, langkah ini dianggap menunjukkan ketidakmampuan universitas dalam mencari solusi yang tepat untuk masalah konsumsi yang muncul pada tahun-tahun sebelumnya.

Gubernur berpendapat bahwa kegiatan PBAK sangat padat dan singkat, sehingga membutuhkan kesiapan yang matang dari pihak Universitas. “Kegiatan PBAK itu padat dan mepet, kalau misalnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan UIN juga yang kena, harus nya UIN bukan meniadakan konsumsi, tapi mensiasati konsumsi” Tegasnya.

Katanya, penghapusan konsumsi dinilai bukanlah solusi yang tepat. Melainkan menghilangkan konsumsi justru akan menambah masalah baru, mengingat kegiatan ini sangat menguras tenaga.

Gubernur FAH juga menyinggung soal dana yang dialokasikan untuk konsumsi yang tidak jadi terpakai. Apabila rencana peniadaan ini dilegalkan pihak UIN. Menurutnya, hal ini perlu transparansi agar tidak menimbulkan kecurigaan. 

“Jika tidak ada konsumsi, otomatis banyak uang yang berlebih. Nah, uang berlebih ini untuk apa? Ini harus ada kejelasan,” bebernya.

Lebih lanjut, Gubernur FAH menyatakan bahwa ketidakadaan konsumsi ini menjadi cerminan kurangnya kesiapan Universitas dalam menyelenggarakan PBAK. 

“sedikit lucu saja sebenarnya, ketika instansi sebesar UIN itu tidak menyediakan snack bagi pesertanya apalagi ini mahasiswa baru”

Ia berharap, semoga ke depan ada perbaikan dalam persiapan kegiatan PBAK maupun kegiatan lainnya. Tentu dengan kesiapan yang lebih matang dari panitia pelaksana, baik dari mahasiswa maupun pihak kampus.

Ia juga menyarankan, agar pihak universitas lebih baik dalam menangani permasalahan seperti ini, khususnya transparansi dana untuk konsumsi yang tidak jadi digunakan. Apabila peniadaan terjadi, guna tidak adanyanya kontra atau pandangan buruk terhadap panitia PBAK.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis, Pricilia Mutiarani dan Ranti Sadira

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *