Belajar Sepanjang Hayat
Perubahan Bermula dari Pikiran

Dunia berubah. Itu alamiah. Manusia juga mengalami perubahan secara budaya dan pemikiran seiring bertambahnya ilmu pengetahuan. Itulah yang mengubah peradaban. Orang yang tak bertambah ilmu pengetahuan biasanya berpikir sebanyak isi kepala yang ada saja. Terbatas dan sempit, tentunya.

Persoalannya, kita mau dibawa arus perubahan atau membawa perubahan, itulah pilihan saat ini. Perubahan dimulai dari cara pandang, cara pikir, sikap dan tindakan. Kita tahu, dianjurkan berubah ke arah lebih baik. Seperti dinyatakan Allah Swt. dalam surat Al arra’du: 11. Kita akan berubah jika mau, Allah Swt akan mengubahnya. Kita apa yang kita pikirkan. Tidak pernah sekalipun di luar apa yang dipikirkan itu.

Kita harus berubah, karena yang abadi itu perubahan sebab tidak berubah pun kita, dunia yang berubah. Kita dibawanya berubah. Tentu menurut kehendak dunia, bukan kehendak kita; Berubah ke arah yang lebih baik.

Hasil riset menyebutkan, kampus dulunya tempat perubahan peradaban manusia untuk di luar kampus. Kini, kampus bisa tidak relevan lagi dengan di luar dirinya. Bahkan diperkirakan akan menjadi museum, jika tidak juga berubah. Kampus berubah, dimulai dari orang-orang di dalamnya mengubah perspektif, melahirkan ide, bekerja keras, serta memahami tujuan. Bukan sebaliknya, statis, egois, malas, serta tak tahu apa tujuan kehadirannya di kampus.

Bagaimana bisa kita berubah, perubahan hanya bisa dilakukan bila ada penambahan pengetahuan dalam memori otak sebagai modal landasan berpikir, bersikap dan bertindak. Kita sudah tahu itu semua. Tetapi kadang-kadang hanya sebatas knowledge. Tidak sampai pada tindakan. Perubahan akhirnya sekadar menjadi ilmu bukan sebagai sebuah alat untuk perubahan. Orang biasanya terbiasa dengan pikiran-pikiran lama, bertahan dan mempertahankannya di tengah arus perubahan dunia. Itulah yang disebut kaum konservatif. Sedangkan orang yang mau membuat perubahan, itulah kaum progresif.

Mari kita tetap belajar, hingga ke liang kubur, kita diminta untuk tetap belajar. Uthlubul ilmi ilah mahdi ilal lahdi. Itu Hadits Nabi. Menuntut ilmu yang bermanfaat sebagai modal berpikir, bersikap dan bertindak menjadi lebih baik dari hari ke hari. Agar menjadi orang-orang beruntung, bukan orang-orang yang rugi.

Agar perubahan itu bisa terus terjadi. Hidup tidak statis tetapi dinamis. Bisa bertahan, relevan. Teori Darwin, mereka yang survive adalah makhluk yang bisa berevolusi mengikuti arus zaman. Pertanyaan selanjutnya, hanyut dibawa arus, melawan arus, atau membuat arus! Kita yang menentukan hidup sendiri dengan bimbingan Allah Swt, sementara dunia akan terus mengalami perubahan.

*Disampaikan sebagai Amanat Apel Senin Pagi FDIK, 30 Mei 2022

~Abdullah Khusairi (Wakil Dekan III FDIK UIN IB Padang~

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *