Quarter Life Crisis Pada Gen-z Berdasarkan Teori Pragmatis Filsafat Ilmu

Bersamaan dengan berakhirnya fase remaja membuat individu disandingkan dengan tuntutan,tekanan dan tugas individu yang semakin banyak dan sulit disebabkan individu akan memasuki tahap fase selanjutnya yakni Dewasa.

Sebelum masuk kepembahasan yang lebih detail lagi kita dapat mengetahui “Apa itu Quarter Life Crisis?”

Menurut para ahli yang didefinisikan oleh Robbins dan Wilner (2001) Quarter Life Crisis sebagai krisis identitas yang terjadi akibat dari ketidaksiapan mereka pada saat proses transisi dari masa remaja menuju dewasa.

Selain itu Quarter Life Crisis / Early Adulted Crisis adalah individu yang telah mencapai usia 18-25 tahun yang membuat individu memasuki fase kehidupan tertentu yang tidak dijalani sebelumnya,sehingga membuat individu merasa khawatir dan bingung tentang kehidupan apa yang akan mereka hadapi selanjutnya.

Dengan adanya Quarter Life Crisis  timbulah isu-isu penyakit mental terkhusus dialami oleh Gen-z yang dapat mengakibatkan kesehatan mental terganggu dan bahkan yang lebih buruknya lagi masalah ini dapat mengakibakan seseorang merasa ingin mengakhiri hidupnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran,bantuan dan rasa peduli terhadap isu ini.  Hal yang perlu kita garis bawahi disini adalah  bahwa istilah tersebut tidaklah membawa dampak negatif bagi pribadi kita saja tetapi kita lah yang menjadi pemicu yang membuat streotype masyarakat terkait istilah tersebut menjadi negatif.

Disini penulis ingin menguraikan penyebab istilah “Quarter Life Crisis” dipandang negatif oleh masyarakat agar membuka fikiran bahwa istilah tersebut sebenarnya memiliki dampak positif bagi kita. Berikut penyebabnya:

  • Disaat kerabat dan teman sebaya  berhasil menggapai impiannya, sedangkan dirinya merasa tidak ada kemajuan.

Ketika individu  sedang melihat media sosialnya, dia melihat postingan serta karya  teman sebayanya yang berhasil menggapai impian. Disaat itulah dia merasa iri dan takut merasa tertinggal.

  • Kebingungan  dengan rencana kedepannya akan menjadi seperti apa.

Sering kali banyak kalangan muda yang masih labil dengan rencana kedepannya. Sejak kecil ingin menjadi seorang dokter, saat remaja impiannya berubah ingin menjadi seorang jaksa, dan tibalah di masa dewasa impiannya kembali berubah inign menjadi seorang entrepreneur. Tetapi akibat adanya stimulus-stimulus dari luar sehingga membuat mereka masih ragu apakah mampu  menggapai tujuannya atau tidak sehingga menimbulkan kecemasan dalam dirinya.

-Tidak mau untuk keluar dari zona nyaman mereka sendiri.

Zona nyaman memang membuat kita merasa bahwa menjalani hidup hanya sampai di satu titik itu saja,tetapi kehidupan akan terus berjalan dan akan terus berkembang dengan demikian  kita dituntut untuk beradaptasi dalam perkembangan yang semakin pesat  hal inilah yang membuat individu belum bisa untuk keluar dari zona nyaman mereka hanya dengan menjustifikasikan diri mereka belum siap untuk menerima situasi tersebut.

  • Terjebak dalam situasi yang tidak disukai.

Situasi yang tidak mendukung akan menimbulkan bekurangnya motivasi dan membuat rasa untuk maju tidak ada.

  • Harus menjadi seseorang yang mandiri.

Saat proses transisi inilah  dari masa remaja menuju dewasa seseorang dituntut harus belajar mandiri dan tidak bergantung lagi kepada orang tua apalagi jika individu dikelilingi dengan hal yang serba instan apa yang ia inginkan, hal tersebut yang sangat challenging banget ketika mereka dihadapi dengan situasi tersebut.

  • Masalah percintaan.

Cinta memang selalu membuat mata dan hati kita buta sehingga apa yang di idealisasikan tidak terealisasi dengan baik hal tersebutlah yang membuat individu menghalalkan cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

-Masalah yang hanya disimpan di fikiran.

Banyak sekali Gen-Z ketika mereka menghadapi masalah dan masalah itu masuk fikiran mereka dan tidak memiliki rasa untuk mencari solusi terkait suatu masalah hal itulah yang kian membuat mental Gen-z semakin rapuh.

Berdasarkan penyebab yang telah disampaikan diatas  bahwa masih banyak lagi pemicu-pemicu yang menyebabkan seseorang  mengalami  Quarter Life Crisis yang kita jumpai pada setiap menit  kehidupan yang kita jalani.

Berikut tandan-tanda jika kamu mengalami fase Quarter Life Crisis:

  • Bingung dengan masa depannya.
  • Tidak memiliki motivasi.
  • Tidak memiliki teman diskusi atau curhat.
  • Takut tertinggal akan pencapaian.
  • Sulit membuat keputusan ketika dihadapkan dengan beberapa pilihan.
  • Menanggapi tautan fikiran orang tentang kita.
  • Mimikirkan sesuatu tanpa menemukan solusi.
  • Mengasingkan diri dari lingkungan sosial karna membandingkan diri dengan orang lain.
  • Selalu ingin mengikuti standar yang orang lain inginkan.
  • Mudah depresi,stress.

Berikut cara mengatasi Quareter Life Crisis yang sedang kita hadapi:

  • Berhenti membandingkan diri dengan orang lain.

Membandingkan-bandingkan kehidupan orang lain dengan kehidupan diri sendiri merupakan hal yang paling mudah menimbulkan permasalahan Quarter Life Crisis. Kita boleh saja membandingkan kehidupan orang dengan kehidupan diri sendiri. Dengan catatan sebagai motivasi untuk semangat lebih maju. Untuk mengatasinya bisa dengan cara tidak berlebihan bermain media sosial atau jika perlu istirahat sementara dari dunia media sosial karena kebahagiaan yang kita lihat di media sosial, belum tentu seperti itu di dunia nyata.

  • Olahraga, meditasi, dan berwisata.

Olahraga, meditasi, dan berwisata dapat mencegah stres, depresi, dan cemas. Hal ini juga, dapat membantu mengontrol emosi dan mendapat pikiran yang positif.

  • Membaca buku

Selain meningkatkan pengetahuan dan pola pikir yang kritis, dalam sebuah penelitian membaca buku juga dapat meredakan stres.

  • Belajar mencintai diri sendiri

Bersyukur, belajar memahami diri sendiri, dan memuji atas apa yang telah kita lalui merupakan sesuatu hal yang penting.

  • Bergabung dengan komunitasyang peduli isu Quarter Life Crisis.

Banyak seseorang yang mengatakan bahwa dirinya merasa sendirian dan kesepian. Oleh karena itu, bergabung dengan komunitas adalah hal yang tepat agar bisa berdiskusi mengenai Quarter Life Crisis.

  • Jangan ragu untuk konsultasi ke psikolog.

Psikolog akan membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi.Quarter Life Crisis memang wajar terjadi di kalangan muda. Namun, bila masalah ini terus berlanjut dapat berdampak buruk juga. Jangan sampai menganggap remeh kepada orang yang mengalaminya. Semoga isu Quarter Life Crisis bisa tersebar luas kepada masyarakat yang masih belum mengetahui dan berharap semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap isu ini.

  • Melakukan kegiatan yang dapat mendistraksikan kita terhadap suatu objek

Dengan melukan hal ini kita akan dapat mereduksi disaat kita sedang berada dan memikirkan hal yang tida perlu kita fikirkan seperti dengan melakukan kegiatan yang kita senangi dan minati.

  • Kesadaran pada diri sendiri

Masih banyak individu diluar sana yang belum menyadari apa yang sedang ia alami maka dari itu sangat pentinglah kehadiran support system setiap individu agar dapar mengurangi masalah dan fikiran yang sedang ia alami.

Sebenarnya Quarter Life Crisis tidak se-menyeramkan yang dibayangkan karna tanpa kalian sadari dengan adanya istilah tersebut mampu menguatkan kita untuk tetap selalu menjalani kehidupan dengan menghindari pemicu-pemicu yang menjadikan kita tidak menikmati perjalan dari setiap detik kehidupan kita. Quarter Life Crisis harus dilalui dengan baik-baik saja bila kita mengerti dan memahami konsep dari Quarter Life Crisis .

juga selagi kita memiliki kemampuan untuk menutup telinga dan tidak memasukkan kefikiran kita  terhadap penilaian orang lain dan  tidak perlu membandingkan diri kita terhadap orang lain serta tetap mengembalikan segala sesuatu yang terjadi kepada tuhan yang maha Esa karna tuhan tidak pernah memberikan suatu masalah dan musibah kepada umatnya kecuali agar menjadikan  umatnya memiliki  pribadi yang lebih baik lagi dan tuhan tidak pernah  menciptakan umatnya seburuk-buruk mungkin. Karena baik harta,tahta,jabatan dan rupa semua sudah ada di tangan tuhan tinggal kita lah bagaimana menjalani dengan penuh keikhlasan serta bertawakkal kepada tuhan agar kita diajuhi dengan orang-rang yang dapat merugikan kita.

Life must go on hidup akan terus berjalan baik pahit dan manis yang kita rasakan maka dengan adanya Quarter Life Crisis dapat menjadikan pribadi yang lebih level-up jika kita memiliki prinsip kehidupan yang mutlak serta motivasi yang ada pada diri kita. ketika kita dihadapi oleh  titik terendah kita maka tuhan sedang menguji umatnya untuk survive dalam menghadapi fase tersebut.ketika kita dapat mengendalikan mood dan feeling  kita maka kita akan menjadi raja dan ratu dalam tubuh kita.

~Muhammad Zafral Faruqi Harahap (Mahasiswa Ushuluddin dan Studi Agama)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *