PMK Pada Ternak Jelang Idul Adha 2022

(sumber foto: Tirto.ID)


Sebenarnya apa sih itu PMK? Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau dikenal juga dengan nama Foot and Mouth Disease (FMD) Jenis penyakit ini disebabkan dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae. Penyakit ini menular dan menyerang hewan dengan kuku belah/genap seperti sapi, kambing, domba dan lain-lain.

Jelang Idul Adha pada 9 Juli mendatang dan merebaknya kabar mengenai penyakit ini tentu membuat masyarakat merasa khawatir, apalagi sebelumnya Indonesia telah dilanda kasus Covid-19 yang banyak menewaskan orang serta memaksa masyarakat untuk terus menggunakan masker selama dua tahun terakhir ini. Hal itu pulalah yang menjadi faktor masyarakat menjadi takut dan khawatir akan daging hewan kurban nanti, karena bagi masyarakat awam yang tidak mengetahui penyakit ini pasti akan berfikiran bahwa penyakit ini dapat menular dari hewan kepada manusia.


Di Sumatera Barat sendiri diketahui dari infosumbar bahwa ribuah ekor hewan telah terjangkit PMK di 13 Kabupaten/kota yang terdiri dari Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten
Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Tanah Datar.


Dengan demikian virus ini telah menyebar ke provinsi lain yang ada di Indonesia. Tidak hanya membuat masyarakat khawatir, dengan adanya virus ini pasti akan membuat sejumlah peternak merugi terutama jika hewan ternaknya terjangkit penyakit ini. Tidak menutup kemungkinan jika jelang Idul Adha 2022 harga hewan ternak yang kerap menjadi hewan kurban seperti sapi, kerbau, kambing dan domba akan melonjak naik. Hal ini harus dapat segera diatasi oleh pemerintah, agar jumlah hewan ternak yang terjangkit tidak terus meningkat dan membuat para peternak semakin merugi.


Diharapkan semoga pemerintah segera dapat mengatasi hal ini sehingga mengurangi kekhawatiran masyarakat akibat merebaknya virus ini. Perlunya meningkatkan kewaspadaan terutama untuk masyarakat yang mempunyai hewan ternak dan untuk mengurangi kekhawatiran, kita sebagai masyarakat mungkin dapat mencari tahu tentang virus ini apakah berbahaya kepada manusia, namun jika sudah terlanjur membeli daging dan baru mengetahui terkait hal ini, kita dapat mencari tahu tentang bagaimana cara mengolah daging tersebut dengan baik dan benar. Selain itu, ketika hendak membeli daging agar kita lebih teliti lagi dalam memilih daging yang hendak kita beli.


Pun demikan dengan para peternak mengenali gejala awal dari virus ini pada hewan ternak kalian agar dapat dicegah dengan sesegera mungkin, serta semakin meningkatkan dan terus memastikan kebersihan kandang dan kesehatan hewan ternak.

-Rima Melati (Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *