History Penulis Muda Peraih 15 Juta Rupiah

Padang (DKTV)

Hasbunallah Haris atau kerap dipanggil Haris mentorehkan nama kampus UIN IB diposisi nomor dua Se-Nasional. Sebanyak 366 novel yang lolos syarat administratif untuk sayembara novel. Lalu kembali dipertandingkan hingga terpilih novel Haris yang bertajuk “Leiden (2020 – 1920)”.

Walaupun acara Se-Nasional Sayembara diikuti oleh peserta dari berbagai manca negara seperti Turki, Amerika Serikat, Kamboja, bahkan Jerman.

Dengan begitu Haris sangat gigih dalam mengikuti sayembara novel dalam waktu tiga bulan dengan mempelajari filologi atau naskah kuno, bersama seorang dosen di  fakultas adab dan humaniora. Novel yang berisikan sejarah uwang pandak atau orang bunian yang ada di Taman Nasional Kerinci Seblat serta tentang naskah kuno nusantara yang diperebutkan oleh organisasi rahasia.

Seorang pemuda yang bersentuhan dengan organisasi rahasia, kemudian mencari sebuah harta karun yang telah dikubur tahun 1920.  Pertualang yang bermula  Air Terjun Tangsi Ampek di Solok Selatan, Taman Nasional Kerinci Seblat, Leiden, Rotterdam, Amsterdam sampai di Kerkhof Sawahlunto.

Buku Leiden yang memiliki tujuan agar para penikmat sadar akan sejarah dan tidak melupakannya, zaman yang memiliki sejarah panjang hingga mencapai puncak kejayaan. Sejarah tentang Kapal Makkasar yang berlayar ke Australia, kapal Jawa yang berlayar ke Malaka, sampai kapal Melayu yang menguasai bandar-bandar besar di selat Malaka.

Pria berumur 22 tahun itu terus beroptimis dan mencoba hal-hal yang baru, hingga berhasil memenangkan acara paling bergengsi di tanah air (Indonesia). Dengan keberhasilannya, Haris memperoleh hadiah sebesar Rp 15 juta rupiah. 

Berawal Haris hanya menulis dengan tujuan motivasi dirinya dan berbagi cerita dan pengalaman. Penulisan novel Leiden disebabkan Haris sangat menyukai sejarah dan ingin menulis tentang itu.

Dibalik kesuksesan Haris pada acara novel Sayembara, pastinya memiliki suka dan duka. Haris diketahui meminjam laptop teman yang terkadang membuat naskahnya tertumpuk.  Namun itu tidak menjadikan alasan bagi Haris dengan hasil ia miliki. 

Tidak hanya itu, banyak orang baik yang telah memberikan sumbangsih terhadap dunia kepenulisan ini. Mulai orang tua, kawan kawan, para sejarawan sampai akademisi. 

Haris sangat tidak menyangka bisa masuk nominasi. Dengan usaha yang cukup panjang  disebabkan genre yang dipetik dari sejarah. 

“Ya alhamdulillah ya, tidak menyangka bisa masuk nominasi. Untuk proses cukup panjang dan ektra karena genre yang diambil adalah sejarah, yang kita tidak bisa sembarangan dalam menuliskannya,” ungkap salah satu mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab.

Lanjutnya, acara Sayembara dilaksanakan dua tahun sekali yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), merupakan event sastra paling bergengsi diadakan di  Jakarta, Taman Ismail Marzuki. 

Haris berharap, semoga ke depannya banyak mahasiswa UIN yang mengharumkan nama baik UIN dari berbagai bidang.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *