Kisah Perjuangan dan Pengorbanan Siti Aisyah Sebagai Bintang Aktivis Kampus

Padang, DKTV– Siti Aisyah merupakan seorang mahasiswa aktif Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, berhasil meraih gelar “Bintang Aktivis Kampus”. Prestasi ini tentu tidak diraih dengan mudah, melainkan melalui perjuangan dan pengorbanan yang cukup besar.

Menurut Siti Aisyah, menjadi seorang bintang aktivis memiliki syarat yang cukup ketat. Memiliki IPK minimal 3.25, aktif dalam organisasi kampus dan Fakultas, serta di dukung oleh prestasi akademik atau non-akademik.

Siti mengakui bahwa ia harus mengorbankan banyak hal untuk mencapai prestasi ini. Mulai dari waktu luang yang digunakan untuk kuliah dan organisasi, hingga finansial untuk mengikuti berbagai kegiatan dan lomba.

Klik Untuk Follow Akun Instagram Kaba Kampus

“Kecelakaan pernah saya alami setelah bertemu dengan dosen Pembimbing Akademik” Ungkap Siti.

Namun, semua pengorbanan tersebut tidak sia-sia. Siti merasa sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri dan berkontribusi bagi kampus.

“Saya belajar banyak hal, selain Intelligence Quotient (IQ) kita juga bisa mengasah Emotional Quotient (EQ) dengan berinteraksi dengan orang banyak.” Ungkapnya.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Siti adalah bagaimana membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan kehidupan pribadi. “Konsep yang sering saya gunakan adalah memberikan waktu, bukan sekadar meluangkan waktu,” jelas Siti.

Siti juga berbagi pengalamannya tentang persaingan yang cukup ketat dalam meraih gelar bintang aktivis.

Baca juga: Arifah Dzakiyyah: Harus Ada Pengorbanan Untuk Mencapai Kesuksesan

“Terkadang, saya merasa tidak adil karena ada teman-teman yang tereliminasi hanya karena kurangnya sertifikat, padahal IPK mereka tinggi,” ungkapnya.

Namun, Siti tetap optimis dan percaya bahwa semua proses yang akan memiliki tujuan yang baik.

Siti Aisyah merespon mengenai harapan untuk masa depannya. Siti berharap, semoga dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

“Saya ingin menjadi seorang yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga cerdas secara emosional dan sosial,” tutupnya.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis dan Yasyifa Sayyida

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *