Padang (DKTV)
Tak segampang membalikkan telapak tangan, mendapatkan kritikan bahkan cemoohan yang sudah menjadi kawan dalam perjuangan. Terkadang effort yang tidak dihargai, seperti itulah kepahitan yang dirasakan semasa ke pengurusan organisasi, wisudawati aktivitis Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Nuzul Hikmah.
Tak lepas dari pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran. Namun, hal itu tidak menghambat perjuangan dalam melanjutkan perkuliahan. Nuzul juga terlibat dalam organisasi kepengurusan UKM HIPMI UIN IB Padang.
Bermula dengan keikutsertaan berbagai event kepanitiaan kampus hingga menjadi kepengurusan bidang Kominfo selama dua periode. Selain itu, juga berkecimpung HMP prodi Manajemen Dakwah (MD), hal inilah yang menjadi alasan Nuzul Hikmah dinobatkan sebagai bintang aktivis kampus.
“Dengan bergabung sebagai kepengurusan didua organisasi lah yang mengantarkan saya sebagai bintang aktivis kampus,” ucap Nurul Hikmah kepada wartawan DKTV.
Lanjutnya, dengan aktif berorganisasi tentunya tidak membuat lupa akan perkuliahan dikampus. Dengan memanajemen waktu serta mengutamakan tugas kuliah tanpa melupakan tanggung jawab di organisasi. Seperti mengerjakan daftar tugas yang lebih penting terlebih dahulu untuk diselesaikan.
“Jadi saya tidak bingung untuk melakukannya, karena sudah ada list tugas tersebut serta yang paling penting adalah disiplin waktu,” sambungnya.
Maka dari itu, upaya mendapatkan predikat cumlaude atau pujian ialah selalu mengikuti perkuliahan dengan baik dan sungguh-sungguh. Selalu mengerjakan tugas yang diberikan dan menyelesaikannya tepat waktu.
Nuzul Hikmah berharap, semoga kedepannya teman teman bisa semangat untuk melanjutkan kehidupan selanjutnya dan terkhusus Prodi Manajemen Dakwah dapat meningkatkan akreditasi jurusan dari sebelumnya.
“Teruntuk mahasiswa tingkat saya, tetap ikuti perkuliahan dengan baik. Jangan menjadikan organisasi sebagai penghalang untuk mendapatkan predikat cumlaude dan tamat dengan tepat waktu,” harapnya.
Berdampingan dengan Nuzul Himah, wisudawati yang juga menjadi lulusan terbaik Oktri Lusiandi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) juga mengalami pengorbanan. Contohnya dalam proses pembuatan skripsi, banyak kendala yang dihadapi dan tentu itu perlu upaya yang kuat.
“Dari banyak pengorbanan yang sudah di usahakan, kita berproses dan sudah di jalani lhinsyaallah Allah tuntun jalannya,” ucapnya sambil tersenyum.
Lanjutnya, seperti pengorbanan dalam mengatur semua kegiatan. Dengan memprioritaskan pendidikan yang utama, kemudian organisasi yang kedua, lalu prioritas selanjutnya itu, ialah pekerjaan. Maka dari itulah kita (mahasiswa) bisa melihat mana yang lebih penting untuk kita jalankan dan kerjakan terlebih dahulu.
Oktri juga membeberkan tips-tips yang ia lakukan demi memperoleh hasil yang terbaik. Diantaranya yaitu dengan menjaga diri, menguatkan tekad, motivasi dan mau berproses. “Kalau gak mau berproses itu, sama aja dengan kita menunda keberhasilan kita dan jangan sampai kita tidak mau merasakan kegagalan,” sambungnya.
Ia juga menyampaikan, latar belakang wisudawan terbaik sudah pasti dilihat dari IPK, yang diambil dari segi keaktifan serta dedikasi di kampus ini atau tidak.
Sambungnya, proses pemberitahuan Oktri sebagai wisudawan terbaik berawal dari dihubungi oleh salah satu pihak Akademik Mahasiswa (Akama) FDIK bahwasanya nama Oktri masuk dalam pemuncak dalam kategori wisudawan terbaik.
Setelah dinyatakan sebagai wisudawan terbaik ada beberapa persyaratan administrasi yang tidak harus di lengkapi. Sebagai bentuk apresiasi karena sebagai lulusan terbaik dan peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi di Fakultas.
Oktri berharap, semoga kampus UIN IB terus melahirkan mahasiswa dan mahasiswi yang baik serta menciptakan orang-orang yang memiliki softskill dan hardskill. Terutama dengan UIN mensuport segala aktivitas mahasiswa salah satunya di organisasi.
Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis, Ora Madona Putri dan Rahmatul Hafizah