Padang, DKTV– Cabang Musabaqoh Fahmil Qur’an (MFQ) dalam event Sepekan Berkreasi Bersama (seIBa) Internasional Festival menjadi ajang paling mendatang bagi mahasiswa baru Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Acara berlangsung di Lantai Java, Fakultas Saintek dan Teknologi, UIN Imam Bonjol Padang, pada Rabu (25/08). Dalam ajang perlombaan ini mahasiswa menampilkan kemampuan dalam memahami dan mengapresiasi nilai-nilai pada Al-Qur’an.
Dua perwakilan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Muhammad Faris Ihsan dan Putri Malisa menceritakan berbagi pengalamannya dalam menghadapi lomba yang penuh tantangan ini.
Tentunya, persiapan merupakan salah satu bentuk dari aspek utama dalam menghadapi rintangannya. Walaupun belum maksimal karena mendapatkan informasi lomba seminggu sebelum acara pembukaan.
Terlebih lagi, masih banyak memiliki tugas. Sehingga sulitnya membagi waktu dalam mengerjakan dan melakukan latihan untuk mengikuti lomba.
“Persiapan saya belum maksimal karena informasi lomba baru diberikan H-7. Sebagai mahasiswa baru, tugas yang banyak membuat saya kesulitan membagi waktu,” sebutnya.
Tidak hanya itu, pengalaman sebelumnya tidak dapat sepenuhnya menyiapkan dirinya untuk menghadapi lomba Fahmil Qur’an yang berbeda formatnya.
Senada dengan itu, Putri Malisa juga merasakan hal yang sama. Mengenai informasi pedoman dan juknis mendapatkan kendala dalam mendapatkan informasi. Sehingga waktu yang singkat dapat memiliki kesulitan dalam membuang penampilan.
“Kami mengalami kendala dalam mendapatkan informasi, terutama pedoman dan juknis. Waktu yang singkat membuat kami kesulitan menyiapkan penampilan,” ungkap kepala wartawan DKTV.
Tidak hanya itu, pada perlombaan ini mendapatkan keunikan dalam format lomba kali ini. Keterlibatan dua tim tanpa adanya sistem soal rebutan. Peluang dalam mencari nilai maksimal akan menjadi semakin sulit.
Klik Untuk Follow Akun Kaba Kampus
Sistem lomba dapat bisa lebih jelas dan mendapatkan fasilitasi semua tim untuk menunjukkan kemampuan.
“Saya merasa bingung dengan format lomba yang hanya melibatkan dua tim tanpa soal rebutan. Hal ini membuat peluang untuk mendapatkan nilai maksimal menjadi semakin sulit,” sambungnya.
Tidak hanya itu, kurangnya waktu untuk berlatih. Namun, Putri tetap memprioritaskan murojaah hafalan dan membahas soal-soal yang mungkin muncul. Dengan membagi strategi dan berfokus untuk melakukan persiapan dalam waktu singkat.
“Kami mencoba membagi strategi, fokus pada persiapan yang bisa dilakukan dalam waktu singkat,” tambahnya.
Meskipun ada rasa ragu saat memasuki ruangan lomba dan tetap berusaha untuk tetap tenang dan memberikan yang terbaik.
Di samping itu, keduanya memberikan tanggapan yang sama dan setidaknya dalam perlombaan dapat melahirkan silaturahmi akan terjalin dengan baik. Lahir relasi baru untuk mendapatkan wawasan baru. Sehingga perlombaan tidak terlalu menakutkan dan dapat menumbuhkan keberanian semangat yang mendalam
“Tanggapan saya terhadap lomba ini baik karena sistemnya lebih mengutamakan silaturahmi, sehingga tidak terlalu tegang,” sambungnya.
Peserta MHQ tersebut juga merasakan atmosfer yang mendukung antar peserta. Sehingga dapat membuat peserta merasa lebih nyaman, meskipun dalam keadaan kompetisi.
Melihat ke depan, memiliki harapan yang tinggi untuk pelaksanaan lomba di tahun mendatang.
Faris menginginkan agar informasi lomba disampaikan lebih awal dan jelas, agar peserta bisa mempersiapkan diri dengan optimal.
“Festival ini seharusnya menjadi tempat bagi mahasiswa untuk menyalurkan bakat, khususnya di bidang tahfidz,” harapnya.
Putri berharap, Semoga tahun depan, informasi tentang pedoman dan tata cara lomba lebih banyak dan cepat.
Dengan semangat dan dedikasi dapat menyakinkan bahwa Musabaqoh Fahmil Qur’an dalam SeIBa Festival 2024 bersama.
Sehingga akan terus menjadi ajang yang terus-menerus menginspirasi dan mengembangkan bakat mahasiswa baru di UIN Imam Bonjol Padang (Van) .
Wartawan: Ameria Handayani dan Pajri Husnul Khatimah