Padang (DKTV)
Empat hari evakuasi korban akibat Erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat. Membuat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Alpichanameru UIN Imam Bonjol Padang menurunkan empat personil sebagai relawan evakuasi korban.
Empat personil Mapala Alpichanameru UIN IB diantaranya, Luthfi Fajri (Lambai), Nofaldi R (Kombo), Syafrima Maizi (Buluah), dan Alhadi Masykura (Galang).
“Senin pagi Ketua Umum UKM Mapala Alpichanameru (Uda Katam) nelfon memberikan perintah turun ke lapangan. Maka segera galang ke Pesanggrahan Mapala di Lubuk Lintah packing dan menunggu konfirmasi kembali dri lapangan, hingga di putuskan bahwa dari Mapala Alpichanameru menugaskan empat orang,” ungkap Galang saat dihubungi Wartawan DKTV.
Lanjutnya, sesampai pos registrasi/kantor Wali Nagari Batu Plano menyampaikan surat tugas dari Mapala. Namun, belum diperbolehkan naik ke atas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Sebab, masih banyak tim evakuasi. Kemudian, diperintahkan
untuk stay di pos registrasi.
Hingga waktu larut malam Tim Mapala UIN mendapatkan konfirmasi dan terus menuju ke BKSDA. Kemudian, mendirikan tenda untuk beristirahat dan mempersiapkan fisik. Besoknya, Mapala UIN memberikan kontribusi terhadap logistik maupun tenaga kepada tim pencarian di 2.200 Mdpl.
Akan tetapi, sesaat ingin pergi cuaca sangat tidak mendukung hujan lebat membuat tidak jadi berpergian ke tempat pencarian. Hujan terus hingga tengah malam. “Galang bersama Mak Lambai sudah bersiap untuk drop logistik ke tim pencarian di 2.200 Mdpl. Namum, saat mau pergi hujan lebat turun bersamaa dengan petir, hingga tidak jadi untuk naik ke atas hujan sampai tengah malam kami istirahat,” sambungnya Galang.
Sebelumnya, Tim Mapala UIN mendapatkan kendala saat Basarnas memberikan penyisihan pada area yg dicurigai dengan syarat semua anggota tim harus memakai APD (alat pelindung Diri) Lengkap, baik itu Helm, Kacamata, masker, dan PDL. Namun, terkendala disebabkan APD yang tidak lengkap.
Ia juga menyampaikan, pada hari Rabu korban hampir semua ditemukan. Lalu, Basarnas memberikan informasi untuk mengosongkan aktivitas di gunung Marapi baik itu, tim pencarian di cadas, evakuasi, termasuk relawan yang stay di BKSDA, di perintahkan untuk turun ke pos registrasi atau lebih tepatnya lapangan camp Batu Plano.
“Perintah dari Pimpinan Basarnas untuk mengosongkan aktivitas dari cadas, tim evakuasi dan pencarian, hingga sampai area BKSDA, untuk pindah ke pos lapor di bawah. Kami packinglah hingga memutuskan untuk langsung balik ke Padang. Pada sore hari dengan keadaan semua korban sudah di temukan,” ucap Galang kepada wartawan DKTV.
Lanjutnya, pendaki dengan jumlah 75 orang sudah ditemukan. Maka dari itu, Basarnas menutup pencarian sampai ada laporan terbaru. Rata-rata korban di rujuk ke Rumah Sakit Padang panjang dan Bukittinggi.
Galang juga menyampaikan, untuk jangan saling menyalahkan pihak manapun. Sebab, beberapa netizen malah menyalahkan Basarnas ataupun pendaki. Tidak hanya itu, ada juga mengfitnah bahwa korban tewas melakukan hal tidak bagus.
Akan tetapi, dapat dilihat itu adalah murni musibah, gunung Marapi sudah status waspada dari 2011. Akan tetapi, di buka kembali perizinan karena ada pertimbangan oleh berbagai pihak. Ternyata tidak ada tanda-tanda sedikitpun marapi langsung erupsi.
“Banyak juga yg menyalahkan, ngga ada gunanya mendaki, cuman terkena dampaknya saja, dan sampai ada yang menuduh korban-korban yg meninggal dunia itu berbuat hal yang tidak patut, padahal mereka sudah meninggal dunia. jangan lah di fitnah tanpa bukti gitu,” tambah Galang.
Galang berharap, semoga Marapi cepat pulih dan tidak memakan’ korban yang tertinggal baik korban terdata maupun tidak terdata. Tim penyirisan bisa memastikan bahwa tidak ada lagi korban yg tertinggal di atas.
Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis