Pentingnya Kesadaran Dalam Mencegah Pelecehan Seksual

Padang, DKTV – Dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap bahaya kekerasan seksual serta mendorong upaya pencegahan di lingkungan Akademik.

Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang menggelar acara seminar yang bertajuk “Membongkar Patriarki dalam Ruang Akademik” yang di adakan di Aula Sains dan Teknologi (Saintek) Lantai Java pada (25/09).

Ketua panitia Afin Tarmidzi, menekankan pentingnya memahami norma-norma yang berpotensi memicu kekerasan seksual di lingkungan kampus.

Pencegahan dalam permasalahan kekerasan seksual tentunya berpatokan dalam membangun kesadaran mahasiswa. Hal itulah menjadi pokok penting Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Saintek dan Teknologi.

“Kita akan membahas bagaimana upaya DEMA dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual di kampus, serta membangun kesadaran mahasiswa atas bahaya tersebut,” ujarnya.

Selain itu, ia mengajak seluruh peserta untuk terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan terbebas dari segala bentuk pelecehan.

Kepala Seksi Manajemen Risiko Satgas PPKS Universitas Andalas (UNAND) menjadi narasumber utama, Mesa Fadila, S.K.M., M.A.P, memaparkan upaya pencegahan kekerasan seksual melalui pendekatan yang lebih dekat dengan korban.

Guna memudahkan pelaporan dan penanganan. Mesa juga menegaskan pentingnya menjaga kerahasiaan dalam menangani kasus pelecehan, agar korban tidak mengalami trauma lebih lanjut akibat tersebarnya informasi.

Ia juga mengingatkan mahasiswa untuk tidak mudah terbawa dalam hubungan cinta yang berlebihan, karena hal tersebut sering kali menjadi awal dari tindak pemerasan atau ancaman yang berujung pada kekerasan seksual.

Selain membahas langkah-langkah pencegahan, pada Seminar ini juga menyoroti berbagai bentuk pelecehan, seperti pelecehan fisik, verbal, non-verbal, visual, dan emosional atau Psikologis.

Mesa menegaskan bahwa Satgas PPKS memiliki komitmen kuat untuk menjaga kerahasiaan, independensi, dan kredibilitas dalam setiap penanganan kasus.

Serta tidak dapat di intervensi oleh pihak manapun.

“Kami sangat berhati-hati dalam menangani setiap kasus. Identitas pelapor dan korban dijaga ketat agar tidak bocor dan menjadi viral, karena hal itu hanya akan memperparah luka korban,” jelasnya.

Dengan di adakannya seminar ini, di harapkan kesadaran mahasiswa terkait bahaya kekerasan seksual dapat meningkat.

Sehingga tercipta lingkungan kampus yang lebih aman dan kondusif bagi seluruh sivitas akademika.

Kegiatan ini dihadiri oleh para mahasiswa, dosen, dan sejumlah pemangku kepentingan kampus

Wartawan : Pricilia Mutiarani dan Ameria Handayani

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *