Tidak Cukup Dema-U, Sema-U Angkat Bicara!

Padang (DKTV)

Permasalahan tentang perencanaan ketidaksediaan nasi bagi Mahasiswa Baru (Maba) saat Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, masih menjadi kontroversi bagi selingkup Mahasiswa. Perencanaan dinilai tidak tepat untuk dilaksanakan dan menimbulkan pertanyaan terkait alokasi dana makan siang bagi Maba saat PBAK.

Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas (Sema-U) Muhammad Haichal berkomentar bahwasanya, seharusnya pihak kampus belajar dari tahun sebelumnya agar tidak mengulangi peristiwa yang sama dan lebih bijak dalam mengambil keputusan.

“Saya jugak sudah membaca hasil wawancara DKTV terkait untuk PBAK. Nanti, tidak disediakan nasi untuk Mahasiswa Baru, karena belajar dari tahun lalu nasi-nasi yang basi, justru kita belajar dari yang lalu itu untuk menjadi lebih baik,” tegasnya saat diwawancarai via online oleh wartawan DKTV.

Lanjutnya, perencanaan ketidaksediaan nasi sangat perlu dipertimbangkan kembali. Sebenarnya permasalah ini bergantung pada vendor yang diamanahkan dan Penanggung Jawab konsumsi untuk memiliki solusi yang tepat dan sesuai.

“Terkait nasi basi itu ya, harus dipertimbangkan lagi, siapa yang mengambil alih vendor untuk makanan baik dari kemasan, tempat dan sambalnya, nah itukan tergantung dengan vendor. Siapa ketuanya dan siapa PJ nya untuk konsumsi, bisa kok sambalnya dipisahkan, gulainya dipisahkan dan nasi nya dipisahkan jugak bisa, bahkan sampai sore pun bisa jadi,” sambung salah satu Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Jika perencanaan tersebut berlandaskan nasi basi sama saja pihak kampus tidak mempunyai solusi yang tepat. Semestinya yang dilakukan ialah mengambil pelajaran dari tahun sebelumnya, tidak merubahnya. “Seharusnya karena itu permasalahan tahun lalu, kita belajar dari itu bagaimana sih seharusnya supaya nasi itu tidak basi,” jelasnya.

Terlebih lagi, mahasiswa merupakan agent of change yang mempunyai solusi bagus dan tepat untuk diusulkan. Mungkin saja dari bagian yang berpengaruh salah satunya panitia divisi konsumsi.

Haichal juga menyebutkan, seandainya perencanaan tersebut terjalankan, tentunya waktu yang dibutuhkan sangatlah lama untuk berkumpul kembali. Lalu, dengan jalan apa Maba yang tidak membawa nasi nantinya. Hal ini sangat perlu diperhatikan agar tidak menggangu jalannya acara.

“Jika tidak disediakan pun itu bahkan membuat waktu sangat lama untuk berkumpul, contoh kita agenda PBAK sampai sore. Terus temen-temen Maba disuruh bawa nasi dan jika yang tidak bawak nasi itu gimana?. Kan bukan, hanya sedikit jumlah Maba itu!. Tentunya, akan mengganggu system yang telah ada dikasih waktu setengah jam,” sebut Formatur Sema-U.

Perencanaan tersebut bisa saja menghasilkan jalan acara tidak kondusif. Sebab, jumlah Maba sangatlah banyak dan dapat berkemungkinan merusak waktu yang telah ditetapkan dalam rundown.

“Seharusnya jam dua sudah mulai, bisa jadi nanti jam 3 baru mulai. Karena namanya makan siang, jika tidak disediakan makan siang akan mengganggu system. Namanya saja makan siang!,” tegasnya.

Disamping itu, Haichal mengatakan, seandainya jika pihak menyediakan makan siang, mungkin hanya butuh waktu beberapa jam saja. Perlunya mempertimbangkan kembali perencanaan tersebut agar membuat acara berjalan sebagaimana mestinya.

Setelah itu, Haichal berkomentar terkait bahwasanya menghabiskan 15 Miliar (M) untuk makanan saja. Jika tidak disediakan anggaran 15 Miliar itu dialokasikan ke arah mana, khususnya untuk makanan.

Sehingga lahirlah sebuah pernyataan baru tentang dana tersebut.”Kan katanya untuk konsumsi tidak ada tahun ini, kalau 15 Miliar untuk konsumsi saja dan untuk sekarang ditiadakan!, dikemanakan 15 Miliar itu akan dialokasikan, kemana gitu?,” tanyanya kepada wartawan DKTV.

Haichal berharap, semoga jajaran panitia dapat menjadikan PBAK tahun 2024 yang lebih kreatif dan lebih inovatif.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis dan Winda Dwika Putri (Mg)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *