UIN Imam Bonjol Gelar Seminar Kebencanaan Bersama MDMC Sumbar

Padang (DKTV)– Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang menggelar seminar kebencanaan bertema “Kebijakan Penanggulangan Bencana di Sumatera Barat,”. Dalam acara ini pihak kampus bekerja sama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sumatera Barat, pada Minggu (06/10).

Acara ini berlangsung pada hari Senin, 7 Oktober 2024, di Gedung J, kampus III UIN Imam Bonjol Padang. Pada kesempatan kali, hadir dari berbagai pemangku kepentingan dan pakar kebencanaan untuk membahas penanganan bencana di Sumatera Barat.

Dalam kesempatan itu, Ketua MDMC PWM Sumbar, Portito, S.Pdi, memberikan laporan tentang kegiatan MDMC di Sumatera Barat. Terkhususnya terkait kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam mitigasi bencana.

Kemudian, kata sambutan dari Wakil Rektor I UIN IB Padang Dr. R. Yasrul Huda, M.A., yang mewakili Rektor. ia menyampaikan komitmen kehadiran kampus sebagai bentuk dalam mendukung program penanggulangan bencana, khususnya di wilayah Sumatera Barat.

Ketua PWM Sumbar, Dr. Bakhtiar, M.Ag., juga turut memberikan sambutan. Beliau menekankan pentingnya peran Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana alam.

Dalam kesempatan ini, acara juga menghadirkan PLT Gubernur Sumatera Barat, H. Audy Joinaldy, S.Pt., M.Sc., MM., IPM., ASEAN.Eng.

Audy Joinaldi memberikan keynote speech yang sangat komprehensif. Beliau menyampaikan bahwa Sumatera Barat adalah salah satu provinsi yang kerap mendapatkan bencana, baik yang bersifat alamiah maupun non-alamiah.

Klik Untuk Follow Akun Instagram Kaba Kampus

“Sumatera Barat sering diberi ‘bonus’ bencana, dengan kejadian bencana paling komplit sepanjang tahun,” ungkapnya.

Dalam sambutannya, Gubernur Audy menjelaskan bahwa sepanjang Januari hingga September 2024, sudah terjadi 20 bencana alam yang tercatat.

Prediksi ke depan, bencana angin kencang juga berpotensi melanda wilayah Sumbar, yang menambah daftar panjang ancaman bencana di provinsi ini.

Gubernur juga menegaskan bahwa Sumatera Barat hampir tidak memiliki musim kemarau, sehingga potensi bencana alam bisa terjadi setiap bulan. Maka dari itu, Gubernur Audy mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap pelestarian lingkungan.

“Harus ada perhatian serius terhadap edukasi pelestarian alam yang bisa dimasukkan dalam kurikulum sekolah di Sumatera Barat,” ucapnya kepada audiens.

Beliau menyoroti betapa pentingnya regulasi. Termasuk hal kecil seperti rambu lalu lintas yang kerap terabaikan.

Menurut Gubernur, ada potensi mitigasi bencana yang dapat dipelajari dari negara lain seperti China dan Jepang.

Ia menyebutkan bahwa di China, lebih dari 40 juta orang dapat menerima peringatan dini bencana langsung di ponsel mereka dan segera melakukan evakuasi.

Selain itu, Gubernur Audy juga mengajak para konten kreator untuk terlibat dalam pembuatan program terkait kebencanaan. Sehingga masyarakat dapat lebih memahami langkah-langkah mitigasi.

Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan praktisi sangat penting untuk mengembangkan teknologi dan solusi mitigasi yang efektif.

Akhir kata, PLT Gubernur memperlihatkan kebijakan penanggulangan bencana di Sumatera Barat.

Beliau juga menekankan, bahwa pemerintah daerah perlu memperkuat koordinasi dengan lembaga-lembaga non-pemerintah dan pendidikan dalam menghadapi ancaman bencana alam.

Terutama dengan adanya potensi megathrust yang mengancam wilayah pesisir. Setelah sesi sambutan, adanya momen penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UIN Imam Bonjol Padang dan MDMC PWM Sumbar.

Menandai komitmen kedua pihak dalam meningkatkan kesiapsiagaan, dan edukasi masyarakat, terhadap risiko bencana di Sumatera Barat.

MoU ini mencakup kerjasama dalam berbagai bidang, termasuk mitigasi bencana, penyuluhan dan pendidikan kebencanaan di kampus maupun di masyarakat luas.

Setelah itu, kegiatan berlanjut ke sesi materi yang menghadirkan berbagai narasumber dari instansi terkait, baik dari pemerintah, akademisi, hingga organisasi masyarakat.

Para pembicara membahas tentang penanganan dini bencana, mitigasi, serta keterlibatan berbagai pihak dalam upaya penanggulangan bencana di Sumatera Barat.

Sesi akhir pembahasan yang lebih mendalam tentang solusi konkret yang bisa berada dalam naungan pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk menanggulangi potensi bencana di masa depan.

Sebelumnya, acara mulai pada  pukul 08.30 WIB dengan pembukaan oleh MC, dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Masiyta Alwi. Setelah itu, peserta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars UIN Imam Bonjol Padang, Mars Muhammadiyah.

Kemudian, mars Relawan Muhammadiyah yang dipandu oleh Nia Apriana dan pembacaan doa oleh Ahmad Akbar Sabil (Van).

Wartawan: Pricilia Mutiarani dan Syakira Rahmah Aulia

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *