Padang (DKTV)
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) DKTV UIN Imam Bonjol Padang menyalurkan bantuan donasi korban banjir (Galodo) berupa alat dapur, tulis, dan logistik yang dikemas dengan total 50 bungkusan di posko Bukit Batabuh. Penyaluran tersebut merupakan hasil dari pengumpulan donasi yang telah dilaksanakan selama dua hari dengan total Rp. 9.000.000.
“Alhamdulillah Untuk proses penyaluran donasi di posko Bukit Batabuh berjalan lancar, sebanyak 22 crew DKTV turun ke lapangan untuk proses pembagian donasi,” ujar ketua pelaksana DKTV peduli, Andika Putra Pratama.
Lanjutnya, kegiatan pengumpulan dan penyaluran donasi yang dilakukan oleh DKTV merupakan agenda perdana. Berangkat dari kepekaan terhadap bencana sekitar, ambil bagian untuk membantu masyarakat terdampak.
Akrab disapa Andika juga menyampaikan, selain agenda pengumpulan dan penyaluran ke posko, juga turut membantu proses pembagian langsung ke rumah warga.
“Pagi sekitar pukul 08.00 WIB tiba di posko, kami melakukan koordinasi dan seharian penuh menggunakan alat transportasi tim posko kami membantu proses penyaluran di rumah masyarakat,” jelasnya.
Saat di lokasi Andika mengukapkan banyak hal yang didapati terkait pembelajaran kehidupan ketika berada di posko. Empati dan solidaritas dari tim posko sangat patut dicontoh, terlebih relawan tersebut berasal dari luar Sumatera Barat.
Sementara itu, seksi ke-agamaaan wilayah Bukit Batabuh, Doni menyampaikan terkait untuk sementara bantuan berupa logistik dan pakaian bekas layak pakai sudah tercukupi, namun yang belum mencukupi itu pakaian anak sekolah, buku-buku dan peralatan sekolah.
Lebih lanjut Doni menyampaikan, masih ada hal patut disoroti bagi masyarakat yang tidak dapat melanjutkan usaha sebagai mata pencaharian utama. Akses jalan lokasi dari ditutup. Beberapa posko ke posko lainya tidak bisa dilewati. Dari simpang bukik ke kubu Apa terdapat kantin, penghasilan utamanya itu dari anak sekolah dan di depan SD, terdapat usaha warung masyarakat.
“Warung itu menjual sarapan pagi, makan siang, dan kopi di malam hari, sekarang dijadikan posko. Setelah itu di sebelahnya, ada warga yang berjualan untuk anak sekolah juga. Lantaran rumah itu dijadikan tempat parkir dari relawan, sehingga tidak berjualan. Otomatis tidak ada penghasilan yang didapat,” tambahnya.
Setelah itu, dibagian Bukit arah ke dalam, juga ada pedagang yang menjual kerupuk, usaha fotocopy, pedagang harian, penjual sarapan pagi, dengan terjadinya bencana Golodo dan akses jalan ditutup untuk perbaikan jalan. Apabila akses jalan tidak ditutup akan banyak masyarakat lalu lalang hingga menyebabkan pekerja alat berat terganggu.
“Untuk mengatasi hal tersebut bantuan yang diperlukan bukan berupa, logistik dan lainnya. Dibutuhkan ialah amplop berupa uang. Karena kalo logistik yang dikasih, mereka butuhnya modal usaha. Kami dari pemuda berusaha semaksimal memperjuangkan bagaimana caranya agar masyarakat tersebut bisa mendapatkan dana bantuan,” ungkapnya.
Sementara untuk masyarakat yang terdampak langsung oleh banjir (Galodo) Dikarenakan rumah itu hanyut otomatis peralatan sekolah turut hanyut, seperti buku untuk sekolah, laptop untuk kuliah hanyut. Terkait peralatan dapur, beberapa instansi sudah mengirimkan bantuan, namun untuk 100% itu belum dan berangsur-angsur.
“Di posko kami, untuk peralatan dapur ditahan sementara, itu pun kami cukupi dulu baru dibagikan. Karena apabila dibagikan dan ada yang tidak dapat akan berkecil hati timbul kecemburuan sosial,” jelasnya
Total Korban Meninggal Dunia (MD) di simpang Bukik Batabuh berjumlah 9 orang dan masyarakat terdampak sekitar 80 KK. Untuk kendala lainnya, Doni menyebutkan terkait biaya kontrak rumah masyarakat yang belum memiliki rumah dan masih menumpang di rumah saudaranya.
Oleh karena itu hingga saat ini masih berusaha untuk mencari solusi agar bisa kontrak untuk rumah sendiri sampai rumahnya dibangun kembali. Untuk hal itu tindakan dari pemerintah mengontrak kan rumah, tapi data yang didapat masih simpang siur seperti dana ada yang sudah dibagikan dan ada yang menyebutkan belum. (Bib)
Wartawan: Akbar NST, Habib Jatmika Imam.