Padang DKTV– Keberhasilan Muhammad Akbar Hakim dalam kontestasi IB-Fest 2024 yang diadakan oleh UKM Musik Kampus pada 20-21 November lalu, menuai banyak pujian dari para pendukung.
Lantas, mahasiswa Fakultas Ushuluddin Program Studi Psikologi UIN Imam Bonjol ini, berhasil meraih gelar Runner-Up 1. Meski baru pertama kali mengikuti ajang IB-Fest, Akbar mampu mencatatkan namanya sebagai salah satu peserta terbaik, melampaui ekspektasinya sendiri.
“Jadi Runner-Up 1 gak nyangka sih, Kak. Ini pengalaman pertama saya ikut IB-Fest. Awalnya, target saya hanya masuk Top 3. Tapi Tuhan memberi lebih, alhamdulillah bisa jadi Runner-Up 1,” jelas Akbar kepada Wartawan DKTV.
IB-Fest 2024, yang berlangsung di Gedung J ini, meninggalkan kesan mendalam bagi Akbar. Ia katakan bahwa ini adalah yang luar biasa. “Spektakuler banget. Kesannya wah. Setingkat UKM di kampus bisa mengadakan acara segede ini, luar biasa menurut saya,” tambahnya.
Klik Untuk Follow Akun Instagram Kaba Kampus
Perjuangan
Menilik perjuangan dan persiapan Akbar untuk mengejar kemenangan tidak lah mudah. Akbar mengaku sudah banyak usaha dan dedikasi besar yang sudah Akbar lakukan sebelumnya.
Akbar menceritakan bahwa setelah audisi kemaren, ia langsung memilih musik atau lagu dan menjalani latihan rutin dua kali seminggu bersama UKM Musik. “Latihan ini tidak bisa terlewatkan, karena akan mengganggu player lainnya. Itu jadi tantangan tersendiri,” ujarnya.
Meski begitu, latihan pribadinya lebih sederhana. “Saya lebih sering olah vokal di kamar mandi, Kak,” katanya disela wawancara.
Melihat pengalaman Akbar yang sebelumnya sering mengikuti berbagai festival sejak kecil, termasuk FLS2N hingga tingkat provinsi, di mana ia berhasil masuk Top 5. Tentu hal ini juga menjadi pegangan utama untuk dirinya. Sehingga bisa memberikan performa terbaik saat tampil.
Namun, perjalanan ini bukan tanpa tantangan. Akbar mengakui kelelahan menjadi kendala utama selama persiapan. “Capek badan, capek mental juga, karena di sana seperti satu lawan semua. Harus benar-benar menyesuaikan diri,” ungkapnya.
Capaian ini tidak membuat Akbar cepat puas. Akbar bertekad setelah ini akan terus mengeksplorasi diri, mengikuti ajang bergengsi yang ada di Universitas. Bahkan ia juga ingin menjadi duta kampus pada masa yang akan datang.
Baca juga: Gabugeh Art, Raih Video Dukungan Terbaik dengan Jaringan Internasional
“Tentu saya gak berehenti disini saja ya kak. Mungkin nanti saya bisa juga menjadi duta kampus atau mengikuti ajang-ajang lainnya,” tutupnya menyudahi wawancara.
Sistem Voting yang Kurang Adil
Namun menurut Akbar, melimpahkan penilaian dengan sistem voting sebagai penentuan pemenang, kurang adil bagi beberapa finalis. “Menurut saya, kalau penilaian untuk the winner hanya dari voting itu kurang fair. Banyak teman-teman yang berpotensi tapi terkendala voting, mungkin karena relasi mereka kurang luas atau teman-temannya tidak banyak,” ujarnya.
Akbar juga menyinggung sisi ekonomi peserta yang mungkin tidak cukup untuk membeli voting yang banyak. Akbar ingin, syarat kemenangan lebih dititik beratkan pada penilaian dewan juri.
“Ekonomi orang kan berbeda-beda ya, Kak. Pesan saya, semoga ke depannya penilaian tidak sepenuhnya dari voting, lebih banyak dari penilaian juri,” harapnya.
Wartawan: Pricilia Mutiarani