Padang DKTV– Ramainya keluarga maupun kerabat dari wisudawan saat pelaksanaan Wisuda ke-92 UIN Imam Bonjol Padang mendapatkan keuntungan tersendiri bagi penjual bucket.
Namun disisi lain, para penjual mengeluh kepada terbatasnya akses untuk tempat melapak.
Satu diantara penjual mengukap kan hal tersebut, saat diwawancarai berasal dari mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang, jurusan Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Dian Utari menyampaikan kekesalan tersebut.
Dian menyesali dengan keputusan kampus yang tidak boleh berdagang di halaman kampus.
“Kami dari mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis Syariah, kami mempelajari mata perkuliahan kewirausahaan dan kami disuruh untuk berbisnis tetapi kenapa kami sendiri yang dilarang untuk menjual di kampus,” ungkapnya.
Klik Untuk Follow Instagram Kaba KampusĀ
“Sementara kami tidak menggangu kenyamanan orang wisuda, dan tidak ada mengganggu proses pelaksanaan wisuda,” sambungnya.
Seharusnya pihak kampus bangga dengan mahasiswa yang bergerak mandiri dari segi bisnis maupun kewirausahaan.
Ia juga mengatakan, untuk tempat melapak saat ini free tanpa pungutan biaya sepeserpun.
“Bahkan dari luar kampus saja, masyarakat sekitar menyokong dan memberi lahan untuk para penjual bucket melapak,” jelasnya.
Baca juga: UIN Imam Bonjol Resmikan 519 Wisudawan/i Sarjana Strata satu
Ia berharap untuk kedepannya pihak kampus dapat memberi izin kepada mahasiswa dan penjual lainnya untuk memperjual belikan di halaman kampus.
Diketahui, ide untuk menjual aneka kado wisuda terbesit dari pelajaran yang didapati ketika perkuliahan juga untuk mengisi kekosongan menjadi mahasiswa akhir.
“Dari pada gabut, mending ambil keuntungan sambil mencari uang jajan, makanya turut ambil alih melapak memperjual belikan aksesoris kado untuk wisuda,” tuturnya.
Barang diperjual belikan berupa aksesoris untuk wisuda, seperti: Tumbrl, gelas kaca, Bucket, celengan, dan lainnya yang berkaitan dengan kado wisuda.
Namun ia juga mengungkapkan mengenai antusias pembeli semakin sepi, terlebih dari keluarga maupun kerabat wisudawan lebih ramai memilih untuk minuman ketimbang kado.
Untuk berjualan seperti ini sebelumnya juga sudah pernah, namun ada beberapa teman yang perdana.
Barang yang dijual didapati dari produsen, Jadi hanya menjadi distributor tanpa mengeluarkan biaya sedikit pun hanya butuh tenaga saja.
Mengenai harga beragam mulai dari 25, 35, 45, dan paling mahal 50 ribu rupiah.
Dian juga menyampaikan terdapat dua stand aneka kado yang ia jual belikan, untuk per standnya diisi dengan 3 orang.
Satu jurusan, satu kelas bahkan satu kos.
Lanjutnya, untuk bagi hasil dihitung dari berapa hasil penjualannya terus di keluarin untuk modal, berapa yang laku dan bagi tiga.
Wartawan: Habib Jatmika Imam