Malaise keluarga Menengah kota

Bumbu dapur habis
Seri Kovidayanti mengeluhkan
ia hanya dapat tomat dan cabe busuk
harga-harga sembako kembali naik
suplai sayuran di minimarket mulai seret

Seri Kovidayanti merengut
ia tak pandai membawa sepeda motor
sebagaimana tak bisa mengganti galon
dan memasang regulator gas elpiji

Ia lalu memesan makanan di gerai online

Suaminya, Doktor David Dela Kovid
sedang membaca sebuah buku
tentang kekejaman tentara Romawi
di bawah pimpinan jenderal Titus
putra mahkota kaisar Vespasianus

Bibirnya kering
sebentar tersenyum, sebentar meringis
suasana hatinya sedang tak karuan
dibolak balik oleh narasi sejarah
pada buku best seller internasional
yang ia beli di sebuah marketplace

“Berikan aku secangkir kopi
dan minyak zaitun herbal!”
kata David kepada istrinya

Seri Covidayanti kembali merengut
Ia melihat suaminya serupa Herod Agrippa II
raja yahudi yang memilih mendekat
ke tahta Roma
dibanding memperhatikan nasib rakyatnya
yang dirundung wabah dan rasa lapar

Rakyatnya sedang memamah emas
dan harta bendanya yang berharga
tinimbang mencari bahan makanan
yang berkualitas rendah di pasaran

Kata mereka:
“biar orang roma tahu bahwa kami
adalah bangsa paling utama di dunia
bangsa yang mati dengan emas berlian di perutnya!”

David Dela Kovid menjilat remah roti sampai jilah
di toples sisa hari raya
Ia hanyut dan terlarut
tentara Romawi sedang tersedak-sedak
meneriakkan glorious…Titus…glorius…
di atas mayat-mayat orang jerusalem yang berjubah emas

Seri Kovidayanti acuh-acuh saja
Ia melucuti bajunya
dan menggantinya dengan daster
Memasang gelang emas berlian
dan mulai menari-nari di layar tiktok.

Muhammad Nasir (Ketua Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *