Prodi Jurnalistik Islam Wajah Baru FDIK

PADANG (DKTV)

Persiapan pembukaan program studi (Prodi) Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang adakan bedah instrumen pemenuhan syarat minimum pembukaan prodi baru.

Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Zamroni, M.Si dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sekaligus Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Komunikasi Penyiaran Islam (Askopis). Selain itu presiden Padang Press Club dan Pemimpin redaksi Harian Singgalang Padang H. Khairul Jasmi, S.Pd., M.M. juga ikut diundang dalam kegiatan bedah instrumen pembahasan prodi baru ini.

Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan dan kerjasama FDIK UIN Imam Bonjol Padang, Dr. Abdullah Khusairi, M.A. menyampaikan, dengan adanya prodi Jurnalistik Islam nantinya di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, akan memberikan dampak besar bagi kemajuan fakultas dan kampus UIN Imam Bonjol Padang.

“Prodi Jurnalistik Islam memiliki dampak besar untuk kita (fakultas) dan kampus, dengan adanya prodi ini nantinya akan menjadi kontribusi besar bagi dunia kepenulisan khususnya bidang jurnalisme” ucapnya.

Dosen yang biasa disapa pak AK ini juga menyampaikan ada nilai tambah bagi UIN Imam Bonjol Padang jika prodi Jurnalistik Islam bisa terealisasikan. “Ini bukan hanya untuk kemajuan kampus, melainkan juga untuk kemajuan bangs, negara dan agama.” Tegasnya.

Dalam hal ini ketua prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Muhammad Nasir, S.S., M.A mengatakan prodi ini akan sangat membantu mahasiswa untuk bisa menentukan prospek kerja ketika keluar dari kampus nantinya. “Prodi baru ini sangat menjurus dan mahasiswa akan terbantu menentukan prospek kerja nantinya”.

Ketua prodi KPI ini juga berharap dengan adanya Prodi Jurnalistik Islam bisa membantu focus mahasiswa di bidang jurnalisme dan KPI nantinya akan berfokus pada ilmu komunikasi dan ilmu penyiaran (brodcasting).

Ada beberapa catatan yang didapatkan pada acara ini. Di antaranya, FDIK memutuskan untuk membuka prodi Jurnalistik Islam non vokasi. “Jurnalistik Islam belum masuk dalam daftar pendidikan vokasi, tetapi ada di jalur pendidikan keilmuan,” demikian kata Zamroni.

Sementara Khairul Jasmi meminta meringkas kurikulum, tetapi memberi bobot sks yang besar. “Terlalu banyak mata kuliahnya, berikan bobot praktikum. Karena jurnalistik ini adalah keterampilan,” tegas pimred Harian Singgalang itu.

Usai diberi masukan, tim penyusun akan segera memperbaiki instrumen tersebut. Rencana FDIK, prodi ini akan submit tahun 2023.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *