Hanyut Karena Teknologi, Generasi Milenial Lupakan Budaya

PADANG ( DKTV )

Timbulnya keresahan dan keraguan terhadap budaya Minang kabau dari kaum millenial, diskusi nilai nilai budaya saja belum cukup. Ini dampak semakin majunya arus teknologi.

Sekretaris Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat Yayat Wahyudi menyatakan, seminar kebudayan ini merupakan bentuk pencarian dari pertanyaan-pertanyaan dari kaum milineal terhadap bagaimana bentuk implementasi Budaya Minang kabau dalam kehidupan sehari-hari.

Tambahnya, ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa budaya minang kabau adalah budaya yang sudah lama dan tidak layak lagi adalah pendapat yang salah. Karna budaya merupakan suatu hal yang melekat pada prilaku dan itu terjadi dari generasi ke generasi.

“Sebenarnya kalau dari prinsip pelaksanaan, Penanaman nilai-nilai kebudayaan ini harusnya sudah kita tanamkan dari awal, karna akan berdampak 10 tahun atau 20 tahun kedepan,” ujar Yayat Wahyudi dalam pembukaannya pada seminar nasional kebudayan, Kamis (17/11).

Yayat Wahyudi berharap agar mahasiswa nantinya bisa Mengimplementasikan kebudayaan – kebudayan Minang kabau ini dalam kehidupan sehari-hari.

Senada dengan itu, Asro Suardi sebagai pemateri mengatakan bahwa banyaknya mahasiswa sekarang yang tidak mengetahui perbedaan antara budaya dan kebudayaan.

Menanggapi hal itu Asro Suardi menjelaskan bahwa, budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang serta di wariskan dari generasi ke generasi.

Sedangkan kebudayan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan. Yang terdapat dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstark

Ketua umum Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Wahyu Annisa Fitri juga memberikan penjelasannya terkait alasan kenapa seminar nasional kebudayaan ini dilaksanakan.

Annisa menyampaikan bahwa Fakultas adab dan humaniora ini memiliki basic di bidang sastra dan budaya. Maka dari itu banyak timbul keresahan dari mahasiswa tentang nilai-nilai budaya saat ini.

” Jadi siapa lagi yang meneruskan kembudayaan ini kalau bukan generasi milenial sekarang, makanya kegiatan ini sangatlah penting bagi kita bersama,”ujar Ketua umum DEMA FAH tersebut.

Terkait laporan kepanitian Idhar Rahman sebagai Ketua panitia memberikan penjelasan bahwa, untuk persiapan seminar nasional ini persiapannya dari satu bulan yang lalu yang terdiri dari 15 panitia.

“Untuk tema yang dibahas adalah tema yang menarik, karna seminar yang berkualitas itu tergantung pada isi pembahasannya,” ucapnya

Seminar Kebudayaan Nasional yang diadakan oleh Dema Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Sumbar membahas Budaya Minangkabau dalam Perspektif Milenial, diselenggarakan di Gedung Kebudayaan Sumbar.

Hadir dalam acara tersebut memberi kata sambutan, Sekertaris Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Yayat Wahydi, Ketua Dema Fakultas Adab dan Humaniora (Fah), Wahyu Annisa Fitri dan Ketua Panitia acara, Idhar Rahman. (Bar)

Wartawan: Habib Jatmika Imam, Mutiarani Effendi (Mg)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *