Campur Tangan Kepolisian Menjadi Permasalahan Dalam Demo

Padang (DKTV)

Gabungan Pihak Kepolisian Resor (Polres) dan Satuan Polisi Sektor (Polsek) Padang juga Satuan Keamanan (Satpam kampus), turut ikut mengamankan unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang, dalam rangka menuntut hak-hak mahasiswa yang belum terpenuhi oleh Kampus.

Salah seorang pihak kepolisian Dwi Jatmiko mengatakan, dalam pengamanan unjuk rasa ini hanya inisiatif dari Pihak Kepolisian agar tidak ada kericuhan dan berjalan kondusif.

“Arti kata tidak wajib mengamankan, namun memastikan supaya tidak terjadi, tindak yang tidak di inginkan,” ujarnya.

Lanjutnya, aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan sah-sah saja, mahasiswa juga berhak dalam menyampaikan aspirasi. Namun demikian harus tetap sesuai dengan aturan yang ada di dalam kampus.

“Aparat polisi yang di turunkan untuk keamanan berjumlah kurang lebih 200 aparat kepolisian, yang berasal dari polres dan gabungan dari Polsek,” tuturnya.

Dwi Jatmiko berharap, supaya situasi di kampus berjalan kondusif, proses perkuliahan berjalan seperti biasa mahasiswa dengan pihak rektor dan dosen.

“Agar unjuk rasa dikampus ini, tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dan proses pembelajaran tetap lancar,” harapnya.

Senada dengan itu, Satuan Keamanan (Satpam) Kampus Dasman, menyampaikan pengamanan yang dilakukan oleh satpam kampus dalam bentuk pengawasan.

“Selagi tidak arnakis, cukup diawasi saja tetapi kalau sudah anarkis maka aparat kepolisian akan turun tangan,” ucapnya.

Tambahnya, unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa tidak berpotensi adanya kericuhan, sebelumnya demo ini sudah dikonfirmasi ke pihak kampus terlebih dahulu, yang berisikan tujuh tuntutan mahasiswa dan surat edaran juga telah dikeluarkan.

Dasman juga menyampaikan bahwa demonstrasi ini kurang baik, karena Wakil Rektor (WR III) sudah mengajak untuk diskusi namun, pihak unjuk rasa meminta Rektor untuk hadir.

“Sedangkan ibuk rektor saja, sedang berada di Jakarta,” tuturnya.

Sementara itu, orator unjuk rasa Muhammad Jalali dalam orasinya menyampaikan, unjuk rasa yang dilakukan adalah bentuk dari menuntut hak-hak mahasiswa yang belum terpenuhi.

“Tapi kenapa kampus mengerahkan pihak kepolisian untuk mengamankan rektorat, kalau alasannya takut jikalau mahasiswa melakukan perusakan fasilitas Rektorat, mahasiswa tidak seanarkis itu,” tegasnya

Jalali dalam orasinya juga menyampaikan Kalau pihak kampus mengerahkan kepolisian, berarti mahasiswa dianggap apa. Padahal dalam unjuk rasa ini, mahasiswa hanya menuntut haknya sebagai mahasiswa yang belum dipenuhi. (Bib)

Wartawan: Dila Suci (Mg), Friciela (Mg), Febi Rahayu (Mg)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *