Pemahaman Algoritma Digital, Pelatihan Kepemimpinan Sukses Digelar

Padang (DKTV)

Media massa sangatlah berbeda dengan media sosial, keduanya saling melengkapi namun berbeda cara produksi informasinya. Untuk itu diperlukan sikap kritis dan tidak mudah cepat percaya setiap informasi yang datang secara promotif, ke seluler serta dapat memahami fungsi dan peran disetiap icon dalam aplikasi.

Demikian penyampaian pemateri Abdullah Khusairi pada hari terakhir kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Lanjut (PKML 2022) dengan tema “Komunikasi Massa dan Literasi Digital,” yang dilaksanakan di Aula Mansur Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang, pada Minggu (25/12).

Abdullah Khusairi mengatakan, Informasi adalah media massa dan media massa adalah tempat dimana mahasiswa menyalurkan pikiran-pikiran kritisnya. Informasi menyebar begitu cepat tetapi akurasi, validitas dan kebenaran sering kali ditumpangi oleh kepentingan penyebar berita. Karenanya penting dilakukan cross check dan verifikasi.

Lanjutnya, sedangkan komunikasi massa adalah salah satu dari jenis komunikasi yang memiliki perbedaan secara signifikan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya dan komunikasi massa sendiri, memiliki pesan yang terbuka kepada khalayak ramai seperti perbedaan dari sisi usia, suku, agama, pekerjaan, maupun kebutuhan.

Komunikasi massa didasari dengan karakteristik pesan yang disampaikan secara umum, produksi pesan yang menggunakan perangkat kerja jurnalistik dengan filosofi jurnalisme, komunikan dari komunikasi massa bersifat heterogen dan anonies, pesan yang disampaikan bersifat satu arah dan terjadi umpan balik yang diberikan tertunda.

“Kita harus mengambil informasi yang aktual dan faktual, jangan hanya memanfaatkan punya orang,” ujar Abdullah Khusairi.

Tambahnya, disamping itu penyebab hoax, juga menjadi hal yang memicu ketidakbenaran dari suatu informasi.

“Seperti adanya dukungan dari platform sosial media, kemudahan membuat akun palsu buzzer, adanya lahan subur dan algoritma pada isu, serta tak bisanya publik membedakan mana media abal-abal dan media serius,” ungkapnya.

Abdullah Khusairi juga menjelaskan bahwa, teknologi digital merupakan katalis utama untuk perubahan dalam masayarakat digital. karena menyediakan akses ke pembelajaran diseluruh dunia dan memiliki akses ke perangkat digital yang terhubung seperti akses belajar dari mana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja.

Ia juga menyampaikan, para ahli menyebut informasi digital sebagai new media untuk menyatakan seluruh medium berbasis online. Tetapi tidak semua yang tersedia di medium berbasis online produk jurnalistik dan akademik. Perlu verifikasi dan diuji lebih jauh setiap konten internet untuk dapat dijadikan argumen menarik kesimpulan, menjadi sikap dan melakukan tindakan.

“Perlu disadari setiap kegiatan mengomentari, mengunggah, mengunduh, menyukai, dan membagi akan dicatat dengan sistem algoritma yang diolah menjadi cerminan dari user, Kehati-hatian sangat penting, tetapi kewaspadaan kita terhadap suatu keadaan juga sangat diperlukan,” tuturnya.

Kendati demikian ia juga mengatakan, jejak digital seseorang kini sangat mudah dicari, dilacak, dengan berbagai metode dan strategi. Sehingga diharuskan untuk menyadari setiap waktu atas seluler yang ada larena itu, sosial media menjadi pentas belakang bagi orang yang gagal memahami pentingnya dramaturgi personal, dalam pentas kehidupan.

Abdullah berharap, dengan pelatihan ini akan muncul leadership yang komunikatif, kemudian paham digital dan bisa menjadi influencer terhadap orang-orang yang akan dipimpinnya dan jangan sampai menjadi bagian dari penyebar hoax.

Sementara itu, Peseta PKML dari jurusan Hukum Keluarga (HK) Hardianto menyampaikan, kegiatan ini sangat membantu sebagai bahan untuk mengasah karakteristik dan publik speaking serta sebagai progres dalam kepemimpinan dimasa yang akan datang.

Herdianto berharap, semoga teman-teman yang mengikuti kegiatan ini bisa menjadi pemimpin yang baik di Organisasi Mahasiswa (Ormawa) baik dalam kampus maupun diluar kampus.

“Juga menjadi contoh bagi teman-temannya, dalam bersikap karena sejatinya pemimpin itu dikenal dengan pribadi yang disiplin, berani serta bertanggung jawab atas apa yang menjadi tanggung jawabnya,” harapnya. (Bib)

Wartawan: Asifa Rahma Dini (Mg), Mutia Ramadhani (Mg)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *