Pengaruh Perkembangan Media Sosial Pada Zaman Sekarang

PADANG (DKTV)

Platfrom Media sosial mengalami perkembangan sangat pesat, Indonesia termasuk sebuah negara pengguna internet yang paling besar dalam mudahnya mendapatkan kelancaran informasi namun juga terkenal dengan suara pengguna nya paling berisik sampai menggema dijejaring sosial.

Menanggapi hal itu, pada tadarus ilmiah ramadan 2023 forum tahunan kerjasama anatar Paradigma Institut (Parist) dengan Forum silaturahim mahasiswa Doktoral Sps UIN Jakarta Angkatan 2016. Lintas Universitas dan lintas kajian malam ke empat, Wakil Dekan (WD III) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN IB Padang, Dr. Abdullah Khusairi Memulai memantik dengan menyampaikan, pada diskusi ini sesuai dengan hasil penulisan melalui penerangan dan pengamatan Dunia sehari-hari dan semoga ini menjadi pertimbangan kedepan bahwa sosial media tidak baik-baik saja.

“Dengan mencoba membuat tulisan yang sepenuhnya belum jadi, membawa judul tentang Crowded and Noisy In Sosial Media Dinamika komunikasi kelompok di grup whatsapp, saya menemukan pertama grup WhatsApp itu mengalami kemacetan walaupun sebenarnya adalah kita nelihat kelancaran luar biasa tapi sebenarnya terjadi adalah kecepatan pengiriman pesan tidak dibarengi kecepatan dalam menerima pesan, sehingga yang terjadi adalah ketinggalan pesan karena kecepatan tidak dibarengi dan bimbang,” ujar Pegiat Literasi Media.

Lanjutnya, ini bisa menyesatkan sebab memang bagi sebagian orang yang tidak aktif akan ketinggalan informasi. dipercayakan bahwa kecepatan tersebut ternyata menjadi gemuruh informasi tanpa bisa diredam seluruh anggota WhatsApp grup menjadi komunikator, sebagai ruang komunikasi kelompok sering kali gagal meningkatkan kualitas keakraban anggota. Namun sebaliknya justru membuat anggota menjadi kelompok anggota yang lebih kecil, ini menjadi saling serang pro dan kontra terjadi konflik percakapan diawal dari perihal sepele dan terdapat tingkatan dominasi anggota aktif WhatsApp grup hingga yang tidak aktif sama sekali.

Melihat bagaimana pengguna WhatsApp digrup  membangun suatu konteks agar  lberada pada kuasa informasi, ini menyarankan bahwa setiap admin harus membuat aturan disclaimer, sedangkan anggota ruang percakapan office semestinya dari lembaga tersebut harus membuat surat keputusan agar seluruh anggota aktif menerima dan memberi informasi dengan cara yang benar dan informasi yang muncul itu betul-betul suara dari lembaga atau institusi bukan pendapat personal yang justru membuat gaduh lembaga tersebut tidak menjadi lebih baik.

Al-Qur’an menyebutkan yang menceritakan bahwa manusia di dunia ini diciptakan bersuku-suku, berbangsa bangsa untuk saling mengenal dan kita digrup ini juga baru saja ketemu dan saling mengenal.

Data terkini yang ditampilkan secara real time mengukapkan penduduk dunia telah mencapai 8 Miliar, kemudian perusahaan riset data repoltal menyebutkan kalo jumlah perangkat seluler di Indonesia 30070,1 juta itu tahun 2002 berarti lebih banyak dari masyarakat Indonesia, kemudian sebagai medium smartpone seluler disebutkan secara global meningkat setiap tahun mencapai 4 Miliar Ditahun 2021. Tentu ditahun ini sudah berubah lagi karena angka tersebut setara dengan 155 Ribu pengguna baru setiap detik. Angka ini menarik kita baca terus penggunaan media sosial Indonesia tersebut di 2022, 191 Juta meningkat terus 12% terus capai 34% hingga tahun ini dan WhatsApp menjadi media sosial paling banyak digunakan.

WhatsApp menyediakan fasilitas ruang kelompok untuk bercerita, kelompok yang melebihi dari orang, tiga orang didalamnya bisa bercerita dan sangat memudahkan kdalam mendapatkan informasi, tetapi semua itu akhirnya bukan hanya kenikmatan yang didapatkan tapi mudharat kelancaran informasi yang dimanjakan untuk meningkatkan silaturahmi tapi justru kadang-kadang menanamkan toxic yang luar biasa terhadap seseorang dan terhadap sesuatu hal.

“Ini hasil pertama saya dominasi anggota grup menurut sekala yang saya buat ada yang sangat aktif selain mempunyai kepentingan politik kekuasaan dan keuangan, kadang-kadang atau sekedar menyatakan diri ada sehingga pada grup percakapan juga rawan saling sindir sesama anggota grup yang bahkan sudah masuk kewilayah hukum, karena ada sudah mencapai penghinaan personal, perbuatan tidak menyenangkan,” sambung mantan jurnalis Padang Ekspres, Padang TV, Posmetro Padang, Padang-Today.com.

Didalam Etika komunikasi kelompok
Pada sebuah buku yang Ia tulis teologi informasi refleksi wacana dan literasi media manusia memang membutuhkan informasi sebagai hak. Tetapi pada kehidupan yang serba bergegas ini sikap teologis sangat menentukan bagaimana seseorang menempatkan informasi yang didapat, itu pula yang menjadi pandangan sikap dan tindakan, Keputusan seseorang terhadap sesuatu hal dilandasi dengan sikap teologis yang tak terpisahkan dengan kemampuan serapan terhadap berapa banyak informasi tentang ketuhanan, keagamaan ilmu pengetahuan dan sistem berpikir yang mengitari hidupnya.

Sementara itu media sebagai pintu bagi beragam informasi hari ini berhadap- hadapan dengan media sosial yang tak kalah riuhnya berbagai informasi “saya menyimpulnya begini khususnya WhatsApp Grup mengalami kemacetan pengiriman dan penerimaan kecepatan tersebut menjadi ruang percakapan, sebagai ruang komunikasi kelompok gagal dalam meningkatkan kualitas ke akraban anggota namun sebaliknya membela. Konflik pertikaian bermula dari hal sepele dan meningkat jadi bahasan politik, temuan lain terdapat ikatan dominasi anggota yang ketat,” tutur WD III FDIK UIN IB Padang.

Abdullah Khusairi menyarankan admin agar membuat disclaimer sedangkan ruang percakapan resmi dari lembaga institusi membuat keputusan bahwa itu resmi, kalau tidak  bisa di protes, bukan hak dan kewajiban  untuk menggugat grup karena tidak ada dalam keputusan atau aturan, ada baiknya WhatsApp ap dibuat beterbatas bagi anggota yang punya semangat persahabatan.

Sementara itu, sebagai narasumber kedua pemantik diskusi, dengan membawa tema Sosial media and movement Widyaiswara BPSDM Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Dr. Wiharyani mengatakan, secara tidak langsung, kehidupan dikalangan manusia tidak lepas dari sosial media. Media sosial dihargai sebagai platform yang memungkinkan bentukĀ² kesalehan baru.

Media sosial itu dibuka sebagai platform untuk memberikan brand identitas baru. Bahkan media sosial tidak hanya menghasilkan kesalehan dan antusiasme islam yang tinggi tetapi juga kekhawatiran dan kecemasan yang serius.

Sosial media tanpa sosial movement tidak akan efektif, social media merupakan efek dari social movement serta pergerakan dari media sosial itu sendiri. Di fatwa MUI menjelaskan bagaimana hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial yang menjadi permasalahan sekarang interaksi naik tapi diskusi menurun.

Mempraktikkan islam melalui media sosial dapat dilakukan melalui dua cara yang pertama, perubahan signifikan muslim Indonesia seperti dengan meningkatkan ketergantungan umat Islam pada media sosial ketika menjalankan keyakinan mereka, kedua, media sosial sangat relevan dan melekat dalam kehidupan sehari-hari penggunaan seperti dengan seringnya menganggap aktifitas online para pengguna lain sebagai upaya untuk meningkatkan religiusitas.

“Untuk ketiga, media sosial memperluas ruang publik Islam sebagai tempat ide, identitas, dan wacana seperti dengan gambar visual dan meme yang menarik audiens yang baru saja menemukan religiusitasnya, sosialitas online dan praktik keagamaan berjalan beriringan dan tidak dipandang kontradiktif,” tutur Dr. Wiharyani.

Alumni Paragdima Institut Umi Azkiya yang memoderatori tadarus ilmiah ramadan 2023 menyatakan gaduh dan bising  platfrom Media Sosial saat ini mengalami perkembangan saat pesat dan berbagai macam arena baik itu diskas, curhat dan lainnya, dulu disurvei 2015 sekitar 72 juta pengguna internet yang paling besar dari Indonesia.

Hadir dalam acara tersebut Dewan Pembina Paragdima Institute, sekaligus inisiator tadarus ilmiah Ramadan, Dr. Muh Khamdan menyampaikan selamat datang juga terima kasih yang telah bergabung. Forum tadarus ilmiah Ramadan biasanya yang bergabung  berangsur-angsur. karena juga tadarusan setelah sholat tarawih, pada 22.30 baru join dan jni merupakan Forum ke empat dari 20 forum yang akan diadakan selama Ramadan. (Bib)

Wartawan: Habib Jatmika Imam, Asifa Rahma Dini.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *