Bahasa Arab Kunci Utama Untuk Menafsirkan Al-Qur’an

PADANG (DKTV)

Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) UIN Imam Bonjol Padang, mengadakan seminar lecturer series bersama Bapak Sahiron Syamsuddin, selaku dosen IAT, sekaligus Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan tema Pendekatan Ma’na Cum-Maghza atas Al-Qur’an: Paradigma, Prinsip dan Metode Penafsiran.

Seminar ini akan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dengan dua kali sistem Zoom meeting dan satu kali pertemuan akan dilaksanakan secara offline. Pada pertemuan pertama, kegiatan berlangsung di zoom meeting dan Auditorium mini Fusa. Senin, (15/5).

Muhammad Idris salah satu dosen IAT mengatakan, mahasiswa-mahasiswi IAT diharuskan untuk mengikuti seminar ini karena akan bermanfaat untuk penelitian yang akan dilakukan kedepannya.

Lanjutnya, tidak hanya mahasiswa, para dosen IAT juga ikut serta membersamakan seminar ini. Peserta zoom yang mengikuti seminar ini sebanyak kurang lebih 150 orang dari berbagai angkatan.

Sahiron mengatakan, berawal dari rasa kegelisahannya atas ketidakseimbangan metode penafsiran Al-Quran kontemporer, ia mengkonstruksi sebuah pendekatan dalam menafsirkan Al-Quran yang mengakulturasi pendekatan klasik ulumul Quran dengan Hermeneutika yang diberi nama Ma’na Cum-Maghza.

Ma’na Cum Maghza ini memiliki beberapa pandangan, yang tentunya sesuai dengan aqidah Islamiyyah, dan metode ini tentunya memandang bahwa Al-Qur’an merupakan Wahyu Allah sebagai rahmat bagi manusia dan alam secara keseluruhan (mashalih al-nas).

Paradigma selanjutnya adalah bahwa Al-Qur’an itu bersifat universal. Al-Quran tidaklah diturunkan, melainkan untuk menjadi petunjuk bagi alam semesta beserta isinya.

“Al-Qur’an diturunkan bagi makhluk semesta alam, yakni semua benda selain Allah SWT,” ucapnya.

Dalam penyampaian materi, Sahiron juga memberikan contoh-contoh dari ayat Alquran dengan tujuan mempermudah para mahasiswa IAT dalam memahami.

Dengan adanya materi metode penafsiran Al-Qur’an kontemporer ini bisa menjadi suatu metode yang baru untuk digunakan bagi mahasiswa ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang akan melakukan penelitian ayat-ayat Al-Qur’an nantinya.

Lanjutnya, jika para mahasiswa IAT akan melakukan penelitian, saya bersedia memberikan bantuan serta bimbingan kepada mereka. Mahasiswa Prodi IAT harus melatih dan mendalami bahasa arab, karena itu adalah salah satu kunci utama untuk menafsirkan Al-Qur’an.

Sahiron berharap, agar mahasiswa-mahasiswi lebih banyak menghasilkan karya-karya dari hasil penelitiannya.

Wartawan : Regina dan Ameria

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *