Wisuda ke-89, FAH Sandangkan 4 Wisudawan Terbaik dan Bintang Aktifis Kampus

PADANG (DKTV)

Fakultas Adab dan Humainora (FAH) menetapkan 2 Wisudawan/ti terbaik dan 2 Wisudawan/ti bintang aktivis Kampus, pada gelaran wisuda ke-89.

Bintang aktivis kampus sangat identik dengan bagaimana kontribusi mahasiswa ke Universitas. Contohnya kontribusi dalam prestasi ataupun organisasi.

Salah seorang wisudawati aktivis Kampus menyampaikan, hal yang paling penting dalam meraih gelar bintang aktifis adalah harus aktif organisasi kampus baik itu Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP), Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) ataupun Senat Mahasiswa (Sema) juga didukung dengan prestasi.

“Kalau saya dulu pernah mewakili Prodi untuk lomba di UIN Batusangkar kami juara dua lomba cerdas cermat se-sumbar, waktu itu saya juga menang lomba debat bahasa Arab di fakultas,” Ujarnya.

Novita Sari membagikan tips dan tricks untuk menjadi bintang aktivis kampus, dengan memperbanyak ke aktifkan dan seimbang antara akademik dan organisasi.

Kampus itu merupakan tempat untuk mencari segalanya. Baik itu pelajaran, organisasi, aktifitas akademik maupun kegiatan lainnya.

“Jadi selagi adik-adik masih bisa manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Karena nanti di S2 tidak akan bertemu kembali dengan organisasi, ungkapnya,” jelasnya.

Hal ini senada disampaikan oleh wisudawan terbaik dari Prodi Bahasa Sastra Arab, Hafid Arsyad mengatakan, untuk menjasi wisudawan terbaik tentunya banyak kendala yang di hadapi.
Salah satu kendalanya adalah karna skripsi berbahasa arab.

“Sedikit terkendala saat mencocokkan bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, karena tiap bahasa ada permasalahannya masing masing, ungkapnya.

Lanjutnya, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menjadi salah satu penilaian penting dalam penentuan wisudawan/ti terbaik. mendalami dan menggeluti setiap mata kuliah yang di tawarkan menjadi aspek penting dalam perkuliahan, karena yang utama tetaplah untuk mendapatkan ilmu dari perkuliahan ini.

Hafid berharap, semoga kedepannya dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan dapat memperhatikan isi dari pembelajaran itu bukan hanya sekedar esensi kampus saja. (Bib)

Wartawan: Annisa Mardiah Fajrika, Azzahra Aulani.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *