Meningkatkan Intelektual Dengan Membangun Mindset Seorang Presenter

PADANG (DKTV)

Meningkatkan intelektual dan kemampuan mahasiswa tidak hanya didapatkan dari kampus saja tetapi juga bisa didapatkan dari kegiatan yang ada diluar kampus, salah satunya dengan kegiatan Pelatihan Presenter yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang.

Kegiatan yang bertemakan “Membangun Mindset Sukses Seorang Presenter Yang Handal” ini dilaksanakan di Gedung J Kampus III UIN IB Padang selama dua hari, dan hari ini merupakan hari terakhir pelaksanaan kegiatan tersebut, Minggu (18/06/23).

Presenter TVRI, Afrinur Zaqia menyampaikan bahwa seorang presenter tidak hanya di pemberitaan saja, tetapi seseorang yang berada dalam pembawaan makalah, talkshow, podcast dan kegiatan lainnya juga termasuk ke dalam presenter.

“Namun pada hakikatnya seorang presenter hanya berada di depan layar atau kamera,” tegasnya.

Dalam penyampaian materinya, Zaqia mengatakan kriteria yang harus ada pada diri seorang presenter adalah Body language, Confidence / enjoy, Goal topik, Eye contact, List questio, Menguasai materi, Intonasi yg tepat dan memiliki Artikulasi yang jelas.

Konsep pembawaan berita, yang paling penting dari seorang presenter adalah jika ia mampu menguraikan pertanyaan yang akan dilontarkan kepada audiens, menguasai bahasa lisan dan tulisan serta tidak kaku merupakan strategi awal dalam mempersiapkan diri sebelum membawakan berita ke khalayak.

Lanjutnya, tuntutan seseorang dalam menyampaikan berita adalah konsentrasi. Ia harus lihai dalam menyampaikan informasi yang akan disampaikannya dan enjoy berbicara didepan kamera serta menguasai gaya bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh audiens.

Saat menyampaikan informasi pun seorang presenter harus bisa membawakan informasinya agar dapat menyatu dengan keadaan disekitar dengan menggunakan intonasi dan artikulasi yang jelas. Dengan begitu emosional dapat terbangun antara presenter dan audiens.

Pemateri kedua, Producer Livercross Nasional Nola Ernafia menjelaskan bahwa News Reader berbeda dengan News anchor. News reader hanya membacakan berita yang sudah disajikan, sedangkan news anchor terlibat dalam pembuatan berita dan pencarian berita sebelum ia membawakan berita tersebut.

Dalam sebuah berita, lead berita dibacakan oleh seorang penyiar. Oleh karena itu penyiar harus mempunyai modal reportase karena dari reportase ia akan dituntut untuk mampu menjelaskan apa yang dia sampaikan kepada audiens.

“Dan dari hal tersebut juga dapat kita lihat bagaimana kemampuan seseorang dalam membawakan berita baik sebagai wartawan, presenter ataupun sebagai seorang reporter,” ujar producer tersebut.

Yang dibutuhkan untuk menjadi seorang reporter adalah kemampuannya dalam menheadline berita yang beredar bukan hanya dari penampilan fisik saja. Karena jika cantik, pintar, menarik tetapi tidak paham apa yang dia sampaikan sama saja dengan bohong, kosong.

Bagi reporter tidak ada yang tidak mungkin, semua divisi harus mampu ia kuasai. Jurnalis itu akan berkembang dan terus berkembang, tidak hanya stuck disana saja. Jadi jika kamu menyia-nyiakan kesempatan, maka kamu tidak akan pernah menemukannya lagi. Karena kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya. (Riq)

Wartawan: Asifa Rahma Dini

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *