Apa Itu Sema? Begini Penjelasan Presedium Sema

Padang (DKTV)

Terpilih Muhammad Roihan Satria Malik sebagai Presidium Senat Mahasiswa (Sema) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang yang baru dilantik oleh pimpinan kampus sebagai pengisi kekosongan sampai akhir tahun 2023 mendatang Organisasi Mahasiswa (Ormawa).

Berdasarkan keputusan Rektor nomor 1857 & 1858 tentang Dema U dan Sema U. Pada hari kedua pelaksanaan Pengenalan Budaya dan Kemahasiswaan (PBAK-23) Sema U melakukan sosialisasi kepada Mahasiswa Baru (Pandeka) guna mengetahui pentingnya peranan Ormawa.

Roihan Satria mengatakan, Sema merupakan lembaga legislatif mengawal dan mengawasi ormawa-ormawa agar berjalan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) yang telah disusun.

“Bagaimana kita bisa mengawasi ormawa-ormawa maka kita buat dulu AD ART nya,” ungkap salah satu mahasiswa fakultas adab.

Lanjutnya, dengan pengesahan AD ART merupakan tanggung jawab dari Sema sendiri. Sema mengumpulkan ide yang berbeda disana beradu argumen untuk menyusun AD ART guna penerapan Universitas lebih tertata sesuai dengan perundang-undangan dari senat mahasiswa itu sendiri.

“Jadi di Sema ini bukanlah tempat kita untuk kompak-kompakan akan tetapi kita berkumpul dengan kepala dengan ide yang berbeda disana kita saling beradu argumen untuk menyusun AD ART, sesuai dengan harapannya universitas ini lebih tertata, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dari Sema itu sendiri,” Sambungnya.

Tentunya, AD ART membahas tentang organisasi yang menjadi acuan Sema dalam menjalankan organisasi tersebut. Dengan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) mengikuti AD ART yang telah bentuk Sema disebabkan para Ormawa merupakan pergerakan kedepannya bagi kampus.

Sema merupakan wadah mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya karena sejatinya Sema merupakan perwakilan dari mahasiswa untuk lebih meneruskan aspirasi ke pihak kampus.

Disamping itu Roihan Satria menjelaskan perbedaan Sema dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) yang lebih membuat program dan lainnya. Sedangkan Sema lebih ke peraturan perundang undangan, tidak secara langsung.

Tentunya, ketika ada permasalahan Sema bisa terjun ke lapangan akan tetapi dampak diberikan lebih besar sesuai perundang undangan yang ada di universitas ini.

“Perbedaan SEMA dan DEMA contohnya seperti Presiden dan Dewan Perwakinan Rakyat (DPR),” tangkasnya.

Lanjutnya, sebagai anggota Sema bahwasanya pribadi tidak membutuhkan pengakuan dari mahasiswa karena akan membuat pembeda mahasiswa dan Sema.

“Saya tidak butuh pengakuan dari mahasiswa yang menonjol karena itu akan membangun tembok antara mahasiswa dengan Sema,” ungkapnya pada saat wawancara oleh tim DKTV.

Jangan beranggapan bahwa derajat Sema lebih tinggi dikarenakan Sema sejatinya merupakan bagian dari mahasiswa dan ketika keluh kesah dari mahasiswa bisa disampaikan dan akan kita diskusikan di Musyawarah Senat Mahasiswa (MUSEMA).

“Pandanglah kami sebagai manusia biasa juga dan juga teman, ketika kawan-kawan merasa kami sebagai teman maka kawan akan lebih mudah masuknya gitu atau tersampaikan.Kami di Sema akan menampung aspirasi kawan-kawan,” tangkasnya.

Roihan satria berharap, semoga pandeka cerdas dalam memiliki pendirian, jangan menjadi mahasiswa seperti air di atas daun talas. Dengan memiliki ideologi masing-masing di kampus bisa dipelajari depan mempertahankan staentmen yang dipunya, maka dari itu bergabunglah dengan organisasi.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis dan Ameria Handayani

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *