Serbu Rektorat, Aliansi Mahasiswa Sampaikan Aspirasi pada Pimpinan 

Padang (DKTV)

Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan “UIN Bergerak” menggelar aksi demonstrasi di halaman depan Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang. Demontrasi dilakukan guna menyampaikan tuntutan-tuntutan mahasiswa terhadap pimpinan kampus, Kamis (26/10/2023).

Mulai pukul 01:00 WIB siang mahasiswa sudah memulai aksi demonstrasi, aksi demonstrasi mahasiswa tersebut dilatar belakangi tiga belas tuntutan, salah satunya meminta rektor untuk mengevaluasi seluruh dosen UIN Imam Bonjol Padang. 

Berdasarkan amatan wartawan DKTV di lapangan, segenap mahasiswa membentang spanduk yang bertuliskan “Evaluasi Dosen Tua dan Malas Masuk” dan “UKT Mahal Pimpinan Sering Liburan”.

Hidayatul Fikri selaku Gubernur Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) sekaligus menjadi orator saat demonstrasi mengatakan, aksi demonstrasi dilancarkan sebab adanya keresahan dan masalah mahasiswa terhadap kampus.

“Kita disini menyampaikan rasa keresahan dan masalah yang kita rasakan, dan ini disampaikan langsung kepada orangtua kita didepan sana,” ujarnya.

Ia juga mengatakan ada 14 tuntutan yang kami sampaikan kepada pimpinan di rektorat, diantaranya:

1. Melengkapi dan memperbaiki seluruh fasilitas perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (mulai dari tempat parkir, ruang belajar, wc, labor komputer) ditindaklanjuti maksimal 3 hari kerja

2. Jaminan keamanan dengan melengkapi seluruh parkir dengan cctv aktif dan pagar di parkiran syariah

3. Meminta rektor untuk mengevaluasi seluruh dosen UIN Imam Bonjol Padang (termasuk dosen yang sudah tua, dosen jarang masuk, dan dosen yang sering melaksanakan perkuliahan online)

4. Memberikan jaminan keselamatan bagi mahasiswa dan dosen di lingkungan kampus

5. Melengkapi fasilitas ramah disabilitas

6. Meminta pertanggung jawaban kampus harus bertanggung jawab atas nilai mahasiswa yang hilang akibat perpindahan portal ke siakad

7. Meminta rektor mengeluarkan edaran untuk tidak menyediakan konsumsi ketika seminar proposal ataupun sidang munaqasyah.

8. Meminta kampus harus menerapkan pemotongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 50% bagi mahasiswa diatas semester 10 sesuai dengan peraturan Kementrian Agama No. 82 tahun 2023

9. Mempertanyakan pelaksanaan kegiatan kampus di luar kampus (hotel) baik sesama dosen ataupun dengan mahasiswa

10. Meminta kampus untuk lebih transparansi dan memberikan regulasi yang jelas dalam penyaluran beasiswa

11. Penerapan zona integritas dengan maksimal di UIN IB

12. Meminta untuk menurunkan kembali tarif bus kampus menjadi Rp5.000

13. Meminta kejelasan kepada kampus terkait adanya rumor penyelewengan anggaran kampus karena fasilitas yang baru 1 tahun dipakai sudah banyak yang rusak

lanjutnya, isi tuntutan pada surat yang diberikan pada pimpinan tadi berjumlah 13, surat yang diberikan merupakan surat yang belum direvisi, seharusnya surat yang diberikan adalah surat yang telah direvisi.

“Sebenarnya ada 14 tuntutan, satu laginya itu mengembalikan uang semester antara karena semester antara itu tidak terlaksana,” ungkap mahasiswa yang mewakili Indonesia pada Youth Innovation Forum Asean.

Lanjutnya, kalau tuntutan dari 14 poin tersebut diterima akan berdampak besar bagi UIN kedepannya, mulai dari tata kelola, pelayanan, sistem akademik.

Fikri berharap, semoga UIN menjadi lebih baik, dan kepada mahasiswa agar ikut serta menyuarakan hal ini. Secara bersama-sama dan keseluruhan kita menyampaikan aspirasi, agar tuntutan kita secara bersama pun di terima oleh pihak kampus dan kepada pihak kampus yang berada di rektorat.

“Kami mohon dalam waktu yang sangat dekat pimpinan menindaklanjuti tuntutan-tuntutan kami. Jikalau tidak ada jawaban dari pimpinan yang berada di rektorat, maka kami akan mengadakan aksi yang lebih besar,” tegasnya.

Ia juga mengatakan, besok pukul 09.00 WIB pagi akan ada aksi lanjutan. Hal ini sudah dipersiapkan. “Masing-masing Ormawa Fakultas sudah menyebarkan pamplet seruan aksi, dan target hari esok adalah rektor harus menandatangani seruan aksi,” tutup Gubernur FDIK.

Senada dengan itu, Ridhotul Fauzan mahasiswa Prodi Hukum Keluarga (HK) Fakultas Syari’ah mengatakan, sangat mengapresiasi sekali pada kawan-kawan yang ikut serta aksi demo. Demi menyampaikan keluhan-keluhan yang dirasakan selama berkuliah di Kampus Sungai Bangek.

Fauzan juga mengatakan, banyak mahasiswa yang terlena dengan kemewahan kampus baru, karena adanya perpindahan dari kampus II Lubuk lintah ke kampus III Sungai Bangek. Mahasiswa merasa wah lalu terlena, seharusnya sebagai mahasiswa kita harus kritis.

“Contohnya saja belum satu tahun gedung-gedung sudah banyak yang rusak  AC sudah banyak yang rusak, itu belum genap satu tahun,” ujar mahasiswa HK.

Lanjutnya, masih banyak lagi hal-hal yang harus disikapi pihak kampus, seperti banyaknya terjadi kecelakaan yang hampir setiap hari, dan kampus tidak ada menyikapi hal itu. Seharusnya kampus bisa menyikapi hal itu dan kemudian mengambil tindakan karena kebanyakan kecelakaan yang terjadi ketika mahasiswa terlambat ke kampus dan mengingat dosen yang mengajar.

Fauzan berharap, untuk keluhan yang lain mungkin seperti yang disampaikan aspirasi kawan-kawan tadi. “Mohon kepada pihak kampus ditindaklanjuti dan diproses mengenai tuntutan-tuntutan yang di aspirasikan oleh kawan-kawan mahasiswa,” harapnya. (Riq)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *