Lounching Buku Mandulang Cinto, Hasbullah Haris Harus Ada Target Dalam menulis

Padang (DKTV)

Peringatan Dies Natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang ke-57 launchingkan buku yang bertajuk “Mendulang Cinto”. Karya yang ditulis oleh Hasbullah Haris salah satu mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN IB (21/11).

Momentum yang tepat dengan hari Dies natalis dan launching buku yang digelar dalam waktu bersamaan, yang diadakan di gedung perpustakaan, kampus lll UIN IB Padang.

“Kegiatan Launcing ini berawal Dies natalis yang bertepatan dengan penyampaian Hasbunallah Haris selaku Duta baca UPT perpustakaan UIN IB padang. Dengan melaunchingnya buku di waktu bersamaan, jadi kami melangsungkan kegiatan ini bersamaan” Ucap Kepala UPT perpustakaan UIN IB Dr. Resty Jayanti Fakhlina.

Senada dengan itu, penulis buku Mandulang Cinto Hasbullah Haris merasa senang dengan launching buku baru yang merupakan karya tulisnya. Buku yang berisikan sejarah yang bisa para pembaca tidak melupakan peristiwa di masa lampau.

Ia juga menyampaikan, sebagai penulis harus mempunyai target berapa kata yang ditulis dalam sehari, bisa seratus ataupun pun seribu.
“Tips memberikan target dengan menulis satu hari seribu kata terserah dengan konsep apa saja,” ungkapnya ketika menjawab salah satu pertanyaan mahasiswa.

Lanjutnya, ketika menulis perlunya memerhatikan kesehatan tubuh. Sebab, menurutnya menulis adalah hal yang sangat menyenangkan.
“Saya selalu menjaga kondisi yang senang dan tidak menulis dengan keadaan tidak stres,” sambungnya.

Tidak hanya itu, sebagai penulis harus terus menerima kritik dan saran agar tumbuhnya peningkatan kualitas dari penulisan. Terlebih lagi, mengikuti berbagai perlombaan agar mengetahui pencapaian tulisan yang diperoleh.

Kemudian, pentingnya mental yang kokoh sama berproses. “Semuanya butuh proses dan nikmati proses yang dihadapi hingga terbentuklah mental yang bagus,” ucapnya.

Disamping itu, ia juga menyampaikan, sempat merasakan kecemasan disebabkan acara digelar tanpa adanya panitia. Tentunya, sangat berterimakasih kepada pihak perpustakaan yang telah memberikan ruang dalam acara ini.

Disamping itu, Keynote Speaker Ka’bati memberikan berkomentarnya, bahwasa sastra seperti ini sangat diperlukan. Sebab, karya hasil Haris bisa memacu semangat bagi para penggemar pembaca buku.

“Dimana kita membaca buku itu, kita terhanyut didalam nya sehingga lupa makan lupa mandi. Jika kalian belum pernah merasakannya saat membaca buku, cobalah membaca buku mandulang cinto,” ungkapnya dihadapan audiens.

Lanjutnya, mengutip kata-kata dari Wisran Hadi Minang Kabau tidak akan kekurangan penulis. Akan tetapi, yang sanggup dan menulis berbahasa daerah ( bahasa Minang) tidak seberapa.

Tentunya, banyak penulis enggan menulis dengan bahasa ibunya dikarenakan menimbang pembacanya. Namun disamping itu, masih banyak pembaca khususnya, orang luar negeri yang masih membutuhkan penerjemah untuk mengartikan buku.

Terbitnya buku Haris “Mandulang Cinto” yang berani mengambil resiko dan itulah yang menjadi keunggulan buku. Karena berani untuk beda dalam menulis bukunya.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis dan Fernando Pratama

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *