Larang TikTok Sebagai Social Commerce, Pasar Raya Padang Tetap Sepi

Padang (DKTV)

Pasca dua bulan lahirnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 menegaskan pelarangan TikTok sebagai social commerce. Tentunya, peraturan ini menuai keluhan dari beberapa pedagang Indonesia, termasuk pedagang Pasar Raya Padang, (26/11/2023).

Dilihat sangat minim pembeli yang mengunjungi Pasar Raya, dibandingkan dengan sebelum maraknya pasar-pasar online di Indonesia. Akan tetapi, Permendag tersebut tidak membuat Pasar Raya Padang kembali ramai seperti semula.

Berdasarkan pantauan wartawan DKTV, pengunjung Pasar Raya sangat berkurang dalam membeli produk berupa barang. Namun, pengunjung lebih ingin berbelanja bahan pokok atau masakan.

Salah seorang Pedagang Toko Plastik memberikan tanggapan terkait kondisi pasar saat ini. Alivia menyampaikan, orang terkandang memilih online dikarenakan lebih mudah dan instan.

“Online terkadang lebih murah dan mungkin malas keluar dari rumah lebih instan,” ungkap Alivia

Sebelumnya, Alivia bisa mendapatkan dua juta pada masa tertentu. Kemudian, pada hari biasa terkadang mendapatkan 500.000 perhari.

Meskipun, keluarnya Permendag terkait aplikasi sebagai social commerce. Akan tetapi, sama sekali tidak membuat kondisi seperti semula dengan sebelumnya. “Masih tetap sepi, tidak berefek,” katanya kepada wartawan DKTV.

Sama halnya dengan pedagang baju lokal Edi menyampaikan, keluarnya keputusan menteri yang membuat tiktok shop, serta media online atau platform jualan online ditutup.

Lanjutnya, lebih baik masyarakat datang ke Pasar bisa memilih varian berbeda dengan lainnya, secara langsung, berbeda dengan pasar online hanya dari rumah saja.

Ia juga menyebutkan, sebelum adanya Platform belanja online, pendapatan dapat mencapai Rp. 200 ribu per hari. Berbeda dengan adanya platform online tersebut.

Lanjutnya, setelah ada keputusan menteri. Pendapatan dapat mencapai 500 ribu perhari. Sedikit berefek, hanya saja kondisi pasar masih mulai sepi pembeli.

Edi berharap, semoga pasar bisa rame seperti dulu. Sebab, sepi pengunjung bisa mengakibatkan menurunnya ekonomi. Oleh karena itu, semua yang dijual dengan harga mahal.

“Semoga sekarang bisa main bola di dalam pasar. Sepi karna menurunnya ekonomi, semua yang dijual juga serba mahal,sulit sekarang ini,” tutupnya.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *