Guru Besar Bidang Sosiologi Beberkan Alasan Utama Dalam Pemilihan Tema

Padang (DKTV)

Melihat tiga peristiwa penting yang menjadi alasan utama dalam memberikan inspirasi dengan pemilihan tema yang bertajuk “Demistifikasi Surau: Jalan Pulang Masadepan Spiritualitas”.

Demikian penyampaian Prof. Nurus Shalihin, M.Si., pH.D Guru Besar bidang Ilmu Sosiologi. Pada saat menyampaikan orasinya di kampus lll, Aula Gedung J Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang, Senin (27/11).

Lanjutnya, pertama dilihat dari fenomena gerakan populisme yang menjadi sorotan sejak beberapa waktu terakhir. Pada tahun 2019, adanya riset tentang gerakan populisme Islam di Indonesia. Jangka waktu selama lima tahun dari 2016 hingga 2021, Aksi bela Islam yang menjadi bukti nyata akan eksistensi gerakan populisme.
“Saya masih jelas mengingat momen di mana saya tenggelam di tengah kerumunan massa Aksi Reuni 212 di Monas Jakarta pada Desember 2019 lalu,” ucapnya sang Prof dihadapan tamu undangan.

Timbulnya spiritualitas yang kokoh di tengah suasana kuatnya arus politik, terjadinya dimensi spiritualitas yang begitu kuat yaitu aksi bela Islam atau Aksi 212.

“Saya menemukan satu hal yang sangat menarik dan tak pernah membayangkan sebelumnya, bahwa di balik gelombang politik dan protes, terdapat dimensi spiritualitas yang begitu kental,” sambung Guru Besar bidang Sosiologi itu.

Kedua, sikap kaum milenial Muslim di Indonesia yang berfokus pada riset identitas. Ditemukannya generasi milenial mempunyai perhatian yang lebih terhadap spiritualitas. Dapat dilihat dengan adanya dampak terhadap kehidupan kaum milenial, terutama yang beragama Islam, yaitu teknologi digital, gaya hidup, dan religiusitas.

“Saya menemukan bahwa agama tidak langsung memengaruhi pola hidup kaum milenial, tetapi lebih kepada bagaimana spiritualitas memediası pengaruh agama terhadap pilihan gaya hidup mereka,” katanya saat menyampaikan orasi.

Ketiga, munculnya surau sebagai sumber kreativitas yang merupakan lingkungan yang bagus. Terlebih lagi menghabiskan banyak waktu di surau pada masa kecil dan remaja yang berdampak pada sikap ataupun perilaku.
” Jadi tidak hanya semata dari hasil riset, melainkan lebih merupakan cerminan dari perjalanan hidup saya sendiri.”Ucapnya.

Itulah yang menjadi alasan utama Nurus Shalihin dalam memilih tema dalam pembahasan yang berfokus pada kategori milenial dan surau sebagai lokus untuk memperbicangkan spiritualitas.

“Saya yakin bahwa tema spiritualitas memang memiliki tempat yang signifikan dalam dinamika kehidupan sosial dan budaya kita,” tambahnya.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *