Hari Dies Natalis UIN IB, Rektor Berikan Sambutan Masa Lalu Kampus UIN IB

Padang (DKTV)

Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) menggelar sidang rapat senat terbuka dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-57 dengan tema “Merayakan Kebersamaan, Mengejar Institusi Unggul,” di Gedung J, Kampus lll UIN IB, Rabu (29/11).

Rektor UIN IB Padang Prof. Dr. Hj. Martin Kustati, M.Pd menyampaikan, saat ini UIN IB berusia 57 tahun. Sebuah tempat menimbang ilmu dan berkembang. Dengan mempunyai tujuan menumbuhkan kualitas pengabdian yang bagus. Sesuai kewajiban manusia sebagai Khalifah Allah di bumi.

“Sebuah rumah gadang, tempat para ulama dan umara, para profesional yang tiada putus mengkaji dan mengaji berbagai bidang keilmuan, dengan satu tujuan meningkatkan kualitas pengabdian yang lebih baik,” ucap Rektor dihadapan tamu undangan.

Lanjutnya, dengan momentum umur yang telah melalui setengah abad. Maka dari itu, perlunya mengapresiasi bakti dan pengorbanan para perintis, pendiri, yang memiliki pandang jauh ke depan dalam memahami kebutuhan umat.

Dalam memberikan usaha yang hakiki oleh para pendahulu untuk memperjuangkan IAIN Imam Bonjol Padang sebuah keputusan penting yang fundamental.

Melihat dari Sejarah tanggal 29 November 1966 bertepatan dengan dengan 15 Sya’ban 1386 H digelar diGedung Negara Tri Arga Bukittinggi dalam rangka meresmikan perguruan tinggi Islam di Sumatera Barat dengan nama Institut Agama Islam Negeri al-Jami’ah al-Islamiyah al- Hukumiyah Imam Bonjol oleh Menteri Agama saat itu Prof. K.H Saifudin Zuhri, dan Prof. Dr. H. Mahmud Yunus diangkat menjadi Rektor yang pertama.

Berawal dengan berdirinya IAIN Imam Bonjol Padang pada 57 tahun lalu, tanpa melupakan mata rantai sejarah perkembangan perguruan perkembangan perguruan Islam di Minangkabau. Dengan menjadikan perguruan tinggi lslam yang representatif, yakni tempat gudangnya para ulama, para pendiri bangsa dan pelopor pembaharuan Islam.

“Besar harapan masyarakat Minangkabau untuk memiliki sebuah perguruan tinggi islam yang representatif tempat mengkaji dan mengaji dalam lingkungan masyarakat, yang dulu dikenal sebagai gudangnya para ulama, para pendiri bangsa dan pelopor pembaharuan Islam di Indonesia,” sambung Martin dalam pidatonya.

Lanjutnya, oleh karena itu, dengan Penuh semangat UIN IB berdiri di atas pondasi yang terdiri dari Islam, pengetahuan, dan budaya sebagai perwujudan dari tungko sajarangan dan tali tigo sapillin.

Saat ini menjadi kewajiban bersama dalam meneruskan perjuangan para pendiri UIN IB Padang. Dengan usia yang cukup matang bagi UIN Imam Bonjol menjadi epicentrum kajian keislaman, sains dan teknologi.

Terus memberikan kontribusi yang terbaik yang di masa sekarang sebagai legacy yang akan menjadi penikmat dan cerita oleh generasi selanjutnya.

“Masa kini adalah kelanjutan dari masa lalu. Masa kini akan menjadi masa lalu bagi generasi yang akan datang.” Ungkap sang Rektor.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *