Semangat Gelora Peserta MFQ di PKM Universitas

Padang (DKTV)

Persaingan ketat terlihat dari suasana perlombaan PKM-U cabang Musabaqoh Fahmil Qur’an (MFQ) di Gedung A Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Kampus lll, Sungai Bangek, Padang. Setiap peserta yang bertanding saling berebutan untuk menjawab pertanyaan dari juri.

Terdapat sebanyak lima Fakultas yang bertanding yaitu Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Sainstek, Fakultas Syariah dan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Hanya saja, Fakultas Adab tidak memberikan delegasi serta ketidakhadiran peserta lomba dari delegasi FEBI.

Sistem perlombaan terdapat sesi penyisihan
yang akan mengeluarkan tiga fakultas yang diambil dari nilai paling tertinggi untuk bertanding di final.

Para peserta menjawab berbagai pertanyaan yang akan dilontarkan oleh juri. Mulai dari hafalan, Terjemahan, Tajwid sampai pemahaman tentang ayat Al-Qur’an bahkan tafsir Al-Qur’an.

Tidak hanya itu, pertanyaan juga berkategorikan tentang Sejarah, Zakat, Ilmu falak, Faraidh, Akidah akhlak hingga ilmu pengetahuan umum seperti Bahasa dan Teologi.

Koordinator MFQ Difla Hidayatul menyampaikan, secara teknis perlombaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Akan tetapi, minimnya dari pelengkapan yang tersedia. Sebab, perlombaan MFQ membutuhkan lonceng atau tombol khusus untuk perserta ketika menjawab.

Lanjutnya, hal tersebut memudahkan juri menunjuk peserta lomba yang akan mengajukan jawabannya dan menghilangkan keraguan dari juri tersendiri.

Sementara itu, Juri MFQ Muslim mengatakan, setiap tim berasal dari berbagai Program Studi yang membentuk tim MFQ sebagai delegasi Fakultas. Meskipun saat perlombaan berlangsung terdapat kekurangan yang tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.
Hal tersebut terjadi ketika menjawab pertanyaan dari juri.

“Tentu di antara kekurangan mungkin ya, karena tadi menjawab tidak sesuai SOP nya gitu ya. Belum disuruh, dia sudah menjawab. Seharusnya disuruh dulu baru di jawab atau ada aba-aba dulu baru pencet bel baru menjawab,” ungkapnya saat diwawancarai oleh wartawan DKTV.

Lanjutnya, mungkin perlombaan yang akan datang dapat diberikan bel khusus untuk MFQ. Sebab, kesulitan juri dalam memilih peserta mana yang lebih terdahulu mengacungkan tanda bunyinya.

“Mungkin untuk akan datang, karena Fahmil ini seperti tarikan ada kasus ampir sama bunyinya. Tentunya, bagi saya ada bel karena bel itu dipencet satu itu yang lain ga bisa bunyi!. Tapi kalau ini bagaimana cara apanya selisihnya sedikit aja, ngetok sedikit saja susah kita,” sambungnya

Hal ini berguna mencegah terjadinya kerugian yang dialami oleh peserta MFQ. “Jadi nanti kedepannya ada bel itu akan lebih bagus lagi agar nanti. Jangan sampai ada peserta yang dirugikan gitu ya!. Tapi kita karena keluargaan ya kita pahami saja ya alat alatnya!,” ungkap Muslim.

Muslim berharap, semoga kedepan dapat serius dalam mempersiapkan diri karena sebelumnya di acara nasional senior terdahulu dapat bisa dipertahankan yang memperoleh medali emas. Walaupun itu masih pada tingkatnya regional. Akan tetapi, itu sudah menjadi sifat yang patut diperhatikan.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *