Gelar Pildama Untuk Pesona

Padang (DKTV)

Kontestasi Pemilihan Dai Mahasiswa (Pildama) mewarnai panggung Pekan Kreativitas Mahasiswa Universitas (PKM-U) di Gedung A Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Kampus lll, Sungai Bangek, Padang. Tujuh Fakultas memberikan bibit terbaik untuk memperebutkan kejuaraan cabang lomba Pildama.

Koordinasi cabang lomba Pildama Nisa Khairi Harapan menyampaikan, setiap Fakultas memberikan delegasi sebanyak dua peserta. Walaupun masih banyak yang mengirimkan kurang atau lebih dari ketentuan. Sehingga total keseluruhan peserta ialah 18 peserta.

Lanjutnya, Pildama suatu kegiatan untuk menginovasi para dai/daiyah muda yang ingin berkontribusi dalam penyiaran agama Islam. Sebelumnya, para panitia telah melakukan persiapan sendiri yaitu technical meeting dengan juri membuat juknis untuk panduan peserta serta menyiapkan tempat berlangsungnya lomba. 

Setelah itu, pihak panitia menerapkan pengambilan nomor urut untuk para peserta. Kemudian, pemanggilan untuk peserta berdasarkan nomor urut itu sendiri, dan peserta dibatasin memiliki 10 menit minimal dan 15 menit maksimal. 

Hanya saja terkendala karena kurangnya deligasi per Fakultas. Jadi pihak panitia kesusahan untuk mencukupkan peserta dari Pildama itu sendiri.

Nisa Khairi berharap, semoga tahun depan lebih telaten dalam mengirimkan delegasinya, supaya lebih bersinar dan lebih bagus dari tahun sebelumnya, serta dapat menjadi ajang untuk menciptakan dai/daiyah muda. 

Senada dengan itu, juri Cabang lomba Pildama Yurisman mengatakan, penilaian berdasarkan logika dari sistematika materi yang disusun logis atau tidaknya. Antara latar yang dipikirkan dengan apa yang akan dibahas. 

Setelah itu, cara penyampaian atau sistematis dari setiap pembahasan tentang isunya. “Kan isunya satu tetapi nanti penjelasan nya bisa tiga kan, nah bagaimana mereka mengolah itu,” ucapnya 

Terakhir, penutup itu berisi pesan. Tentang yang diharapkan dari apa yang disampaikan itu. Dengan perubahan apa yang diinginkan. Akan tetapi, jika pidato jangan terlalu muluk-muluk, setidaknya orang mengerti apa yang kita sampaikan. 

Disamping itu, dilihat dari kemampuan membicarakan sesuatu secara baik dan mengolah kata-kata yang tepat tanpa menggunakan kalimat-kalimat yang memecah belah, berisu sara itu akan terlalu banyak dimanfaatkan.

Oleh karena itu, para pemenang akan memulai proses berikutnya. Tergantung kedepannya terkait adanya akselerasi untuk kemampuan peserta dibidang ini untuk dibawa ke ajang Regional dan Nasional. 

“Kalau insyaallah kita nanti mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah pesona, kegiatan ini bisa diakselerasi  ke ajang nasional,” sambungnya.

Maka dari itu, perlombaan ini merupakan akar dari acara tersebut. Sudah semestinya pidato, ceramah, khutbah, yang menjadi kemampuan dasar bagi seluruh mahasiswa UIN IB Padang. Hal ini berkaitan pada persepsi masyarakat.

Walaupun sudah berupaya keras menjelaskan kepada masyarakat bahwasanya mahasiswa UIN sekarang itu tidak selamanya pandai berpidato. Sebab, terdapat beberapa prodi-prodi yang tidak mengharuskan semua mahasiswa pandai berpidato.

Akan tetapi, sesungguhnya kemampuan berpidato merupakan modal dasar bagi pengembangan diri. Namun, setiap ilmu apapun kalau tidak mampu untuk merangkai kata untuk menjelaskan apa yang sedang anda pikirkan itu gawat itu. 

“Orang televisi kalau tidak bisa menjelaskan dengan narasi kan sulit, ada foto namun tidak ada suaranya kan tidak di tonton orang,” jelasnya.

Hanya saja terkendala jika seandainya semua dapat berupaya keras dan latihannya intensif, pesertanya bagus bagus, nanti membuat margin nilainya sulit. Dalam konteks sekarang karena peserta yang hadir hanya 16 orang. Sekarang ini terkait kemampuan teknis penilaian juri sendiri dapat membedakan setiap penampilan.

Perlombaan tidak memerlukan final. Jadi juri langsung menentukan siapa yang kira-kira menjadi pemenang. Namun, jika event yang lebih dari ini maka diperlukan juri lebih dari satu, biasanya dua atau tiga.

Yurisman berharap, semoga kedepannya ada 

 upaya dari mahasiswa sendiri yang sifatnya button up. Setiap orang orang yang berbakat dalam bidang speech dapat mengorganisir diri tidak perlu formal. Akan tetapi semacam forum-forum saja terhadap kegiatan lomba-lomba bulanan dan mingguan agar bisa menggerakan ini agar lebih terarah.

Salah satu peserta Pildama delegasi FDIK Resti Agusnita menyampaikan, perlombaan ini dapat kembali mengasah kemampuan dari peserta sendiri. Sebelumnya, Resti sudah melakukan penghafalan materi atau melatih mimik wajah.

Hanya saja, perlombaan yang tidak mempunyai kejelasan waktu peraturan, dan lain sebagainya.

Resti berharap, semoga kedepannya masalah informasi mengenai loma lebih jelas lagi.

Wartawan: Tazkia Arrefah (Mg) dan Yola Sahrani (Mg)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *