Selamat Datang Peserta SLC 2024

Sejak rilis pengumuman Student Literacy Camp (SLC) 2024, pertengahan Februari lalu, hingga deadline pengiriman naskah tanggal 6 Mei 2024,
program ini sudah dikenal luas di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang.

Panjangnya waktu untuk sosialisasi melalui berbagai platform media social dan situs resmi, diharapkan animo yang tinggi dari 16 ribu mahasiswa untuk menyiapkan naskah dan mengirim tepat waktu akan tinggi.

Setelah deadline tiba, pengiriman naskah ditutup, jumlah calon peserta tidak sampai dua kali lipat yang hendak diloloskan. Galibnya dunia penulisan, talenta yang datang, tumbuh, berkembang, biasanya mereka yang sudah menyadari punya bakat dan minat di bidang
ini.

Sebagai program baru, SLC diharapkan menjadi wadah pertarungan gagasan para mahasiswa yang ditulis dengan baik dan menakjubkan, baik
dalam versi artikel popular maupun artikel ilmiah. Namun ketika melihat fakta animo keikutsertaan, beberapa teori dapat dibenarkan dan
didukung seputar fenomena Gen Z, yang lebih dekat dan mahir dalam produksi video pendek serta bagian dari penikmat sejati platform media
social dari pada menggandrungi dunia penelitian dan penulisan. Ini didukung kecenderungan pengiriman menjelang deadline sehingga masih
terlihat kesan terburu-buru dan asal jadi.

“Ini program baru, jangan bayangkan terlalu ideal. Paling tidak, kehadirannya menjawab kebutuhan. Secara perlahan dibenahi dari bawah, sehingga kepesertaan itu ditunggu saban tahun. Perlu banyak ivent sama di jenjang sebelumnya, juga pelatihan-pelatihan. Jadi wajar, belum sebagaimana yang ideal SLC. Saya kira, perlahan-lahan menuju ke situ,” hibur Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama,
Welhendri Azwar, S.Ag, M.Si, Ph.D, pencetus program SLC ini.

Pernyataan di atas menjadi spirit bagi tim seleksi untuk tetap melaporkan dan merilis mahasiswa yang lolos program ini dengan beberapa catatan penting.

Pertama, tim seleksi telah melakukan secara objektif terhadap naskah dan persyaratan yang dikirim calon peserta. Ada pun yang belum terpenuhi hal-hal teknis, missal, kelengkapan persyaratan akan diminta ulang bila
naskahnya memadai untuk diloloskan.

Kedua, tim seleksi menghargai kelengkapi persyaratan teknis serta meloloskan naskah yang masih belum memadai karena akan diberi kesempatan memperbaiki dalam pelatihan;

Ketiga, tim seleksi juga berjuang untuk pemenuhan kuota berdasarkan fakultas walau terasa sangat jomplang antara satu fakultas dengan fakultas lain. Ini juga menandakan animo, kemampuan dan kemauan, antarfakultas sangat berbeda-beda, sesuai dengan dorongan para pimpinan, dosen, juga semangat mahasiswanya. Sejauh ini, fakultas yang
menempati rating tertinggi dalam pendaftaran adalah FEBI, disusul FTIK, sedangkan fakultas lain, rata-rata air. Hanya satu dua orang;

Keempat, penulisan yang memenuhi kriteria yang diminta sangat memuaskan namun teknis penulisan umumnya sangat bermasalah. Ini
membuktikan, kemampuan menulis belum terasa namun memiliki bakat dan minat yang tinggi. Ini modal dan kesadaran penting sedari awal.

Kelima, masih ditemukan para pengirim naskah yang mengandalkan logika bahasa chatGPT, sekalipun lolos dari mesin plagiarisme. Mesin Artificial Intelligencia (AI) tersebut pada dasarnya bisa dimanfaatkan namun perlu juga ilmu menulis, sebagaimana kemampuan menggunakan mesin hitung kalkulator tetapi ilmu matematika dasar harus dikuasai lebih dahulu.

Keenam, masih ditemukan para pengirim naskah yang tidak cakap dalam mengirim email karena menggunakan kolom SUBJECT sebagai tempat untuk salam kepada penerima pesan sehingga susunan email penerima berantakan. Perlu juga belajar bagaimana tata krama dan tata kelola dalam mengirim email, sebagaimana dalam mengirim surat biasa. Selain kekeliruan seperti itu, ada juga yang salah alamat atau mungkin
maksudnya, untuk ikut serta tetapi pengantarnya berisi, mohon izin mengirim tugas kepada dosen
pengampu mata kuliah. Sedangkan file yang disertakan adalah artikel popular dan artikel ilmiah. Ini disayangkan, betapa abai dan asal terhadap persiapan untuk mengikuti sesuatu yang diperlombakan.

Ketujuh, masih ada peserta pelatihan penulisan pada tahun 2023 yang ingin ikut SLC 2024. Menurut mereka, lebih menyiapkan diri dari pada
2023 dan echo SLC 2024 lebih kuat dan bergengsi dari tahun sebelumnya. Padahal, mereka sudah masuk bagian dari calon Student Mobility Program (SMP) 2024, sebagaimana sudah dikabarkan.

Kedelapan, tim penyeleksi menilai SLC 2024 sudah diimpikan namun belum banyak yang berani untuk mengirim naskah karena merasa belum mampu. Syarat yang diminta memang tampak sangat ideal dan cenderung disebut menakutkan. Padahal, sebenarnya syarat-syarat
tersebut menunjukkan keseriusan seleksi dan SLC 2024 bukanlah program kacangan dan asal jadi. Ini disiapkan menuju SMP, mencari bibit dan
talenta terbaik calon akademisi masa depan.

Kesembilan, tim penyeleksi akan mengusulkan agar semester VI bisa ikut pada masa-masa mendatang, mengingat ada yang masih ingin berkiprah lebih banyak sebelum berpikir untuk KKN dan segera tamat. Ditambah lagi, semester IV pada umumnya belum mendapatkan zhauq akademik dan belum mendapat sentuhan mata kuliah metode penelitian. Sungguhpun itu bukan alasan yang tepat untuk dibincangkan, bilamana system kuliah sejak semester satu sudah diarahkan dalam penulisan karya ilmiah. Sudah jelas, mahasiswa semester satu dan dua sudah cakap dalam menulis.

Terakhir, selamat kepada masuk dalam pengumuman dan pemanggilan peserta SLC 2024. Lihat di platform social media resmi (office) kampus UIN Imam Bonjol Padang, semoga penjelasan ini memberi arti keberuntungan, perjuangan, kesempatan, bahkan kekalahan. Salam kreatif, salam SLC. [Ketua Peyelenggara SLC Dr Abdullah Khusairi, MA]

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *