TRADISI MANDI BALIMAU KASAI YANG DILAKUKAN MASYARAKAT MINANGKABAU DALAM MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN

ABSTRAK
Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia bagi umat muslim
diseluruh dunia, terlimpah keberkahan dan ampunan selama satu bulan penuh. Hal itu
yang membuat umat muslim sangat antusias dalam menyambut kedatangan bulan
suci Ramadhan. Berbagaimacamcara dilakukan oleh umatmuslim dalammenyambut
bulan suci Ramadhan, hal itu bisa dilihat berdasarkan tradisi atau kebiasaan dari
daerahyang berlaku.

Mandi balimau kasai potang magang merupakan tradisi yang dilakukan oleh
sebagian besarmasyarakat Minangkabau dalam menyambut bulan suciRamadhan.

Fenomena tradisi mandi balimau ini memiliki dampak yang positif bagi
masyarakat. Karena pada saat itu semua warga dalam satu desa atau wilayah
berkumpul dan melakukan interaksisosial. Bermaaf-maafan dan silaturrahmi menjadi
poin penting dari terselenggaranya tradisi tersebut.
Kata Kunci:
Minangkabau, bulan Ramadhan, mandibalimau

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah negara multikultural. Keberagaman ini
menjadikan Indonesia terdiri dari banyak suku, adat dan kebudayaan. Ditinjau lebih
jauh suku, adat dan kebudayaan Indonesia melahirkan setiap tradisi yang berbeda.

Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi ini biasa
dikenal dengan istilah Minangkabau. Minangkabau merupakan suku, adat dan
kebudayaan yang juga melahirkanbeberapa tradisi masyarakat di dalamnya.

Salah satu tradisi kebudayaan Minangkabau dikenal dengan istilah mandi
balimau.

Mandi balimau merupakan tradisi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat
Minangkabau dalam menyambut bulan suci Ramadan. Dulunya prosesi mandi
balimau dilaksanakan di sebuah sungai terdekat yang ada di wilayah sekitar, sebelum
melaksanakanmandi balimau akan dibacakan doa oleh imammasjid yang d ikutioleh
masyarakat yang turut serta.

Artikel ini membahas mengenai tradisi mandi balimau yang ada di
Minangkabau, mulai dari tata cara, hal-hal yang perlu, dan proses pelaksanaan mandi
balimau, serta manfaat yang dipercayai masyarakat Minangkabau setelah
melaksanakanmandi balimau untukmenyambutbulan Ramadhan.

PEMBAHASAN
Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia bagi umat muslim
diseluruh dunia, terlimpah keberkahan dan ampunan selama satu bulan penuh. Hal itu
yang membuat umat muslim sangat antusias dalam menyambut kedatangan bulan
suci Ramadhan. Berbagai macam cara dilakukan oleh umat muslim dalam menyambut
bulan suci Ramadhan, hal itu bisa dilihat berdasarkan tradisi atau kebiasaan dari
daerah yang berlaku. Dalam tulisan ini akan di bahas mengenai tradisi yang dilakukan
oleh masyarakat, dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Mandi balimau kasai potang magang merupakan tradisi yang dilakukan oleh
sebagian besar masyarakat Minangkabau dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Sesuai dengan namanya, mandi balimau sendiri memiliki arti membersihkan diri
dengan air yang dicampur daun limau (jeruk), sedangkan kasai dalam bahasa
Minangkabau memiliki arti lulur (bahan alami) seperti beras, kencur, kunyit, daun
pandan, dan bunga-bunga lainnnya yang dapat menghasilkan harum yang semerbak.
Para leluhur menggunakan bahan-bahan alami untuk menghasilkan wewangian
disebabkan karena keadaan pada zaman dahulu yang belum majuseperti sekarang ini,
tidak adanya sabun dan wangi-wangian instan membuat mereka memanfaatkan alam
sekitar sebagai media dalam melaksanakan tradisi tersebut. Sementara itu potang
mogang artinya menjelang petang yang mana tradisi ini dilakukan oleh masyarakat
pada saat satuhari sebelum bulan Ramadhan di waktu petang.

Dulunya prosesi mandi balimau dilaksanakan di sebuah sungai terdekat yang
ada di wilayah sekitar, sebelum melaksanakan mandi balimau air akan dibacakan doa
oleh imam masjid yang diikuti oleh niat masyarakat sekitar, kemudian barulah
masyarakat melakukan prosesi mandi balimau secara bersama-sama. Namun seiring
berkembangnya zaman, tradisi ini mengalami sedikit modifikasi dimana masyarakat
sekitar menganggap bahwa laki-laki dan perempuan tidak boleh mandi dalam satu
tempat yang sama. Maka dari itu, saat ini prosesi mandi balimau dapat dilakukan
dalam rumah masing-masing. Mandi balimau sendiri memiliki makna dan tujuan yang
sangat besar bagi masyarakat Minangkabau dimana pada saat itu seluruh
masyarakat dapat berkumpul menjalin silaturrahmi dan bermaaf-maafan sebelum
memasukibulan yang suci.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa fenomena tradisi mandi
balimau ini memiliki dampak yang positif bagi masyarakat. Karena pada saat itu
semua wargadalam satu desa atau wilayah berkumpul dan melakukan interaksisosial.
Bermaaf-maafan dan silaturrahmi menjadi poin penting dari terselenggaranya tradisi
tersebut. Dalam pandangan positif beberapa milenial (generasi muda) tradisi atau
budaya ini bukanlah suatu hal yang kuno atau ketinggalan zaman, melainkan dengan
adanya tradisi ini momen dan suasana Ramadhan akan terasa lebih nikmat karena
diawali dengan hati yang bersih melalui bermaaf-maafan dan meskipun tradisi ini
sudah menuai banyak modifikasi tetapi tetap tidak akan menghilangkan makna
ataupun tujuandari tradisi itu sendiri.

KESIMPULAN
Budaya atau tradisi bukanlah sesuatu yang ketinggalan zaman atau kuno dan
layak untuk ditinggalkan. Seperti halnya keilmuan dalam antropologi bahwa manusia
itu hidup dengan budaya. Budaya dan kemampuan penyesuaian diri merupakan salah
satu aspek penting dalam kehidupan. Begitu juga dengan yang dikatakan oleh Prof Dr
Bimo Walgito dalam bukunya yang berjudul psikologi sosial bahwa “lingkungan sosial
tidak hanya berlangsung searah, dalam arti bahwa hanya lingkungan saja yang
mempunyai pengaruh terhadap individu, tetapi antara individu dengan lingkungannya
terdapat hubungan yang saling timbal balik” dan bagaimana keadaandan kebiasaan
lingkungan itu terbentuk dari budaya yang ditinggalkanoleh para leluhur

Akbar Nasution (alumni SLC 2023 UIN Imam Bonjol Padang)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *