Antisipasi Ekstrimisme Melalui Sosialisasi Moderasi Beragama

Padang (DKTV)

Sesuai dengan regulasi peningkatan pemahaman moderasi beragama terdiri dari berbagai macam level, berbentuk sosialisasi, penguatan, pelatihan untuk pelopor dan penggerak. Juga terdapat untuk of trainer, master of training. Jadi jenjang itu sudah ada mekanisme dan ketentuan. Oleh karena itu dilakukan sosialisasi dengan berbentuk mekanisme.

Demikian penyampaian ketua pelaksana seminar moderasi beragama UIN Imam Bonjol Padang, Muhammad Taufik M,SI di Mercure hotel Padang, pada sabtu (01/06/2024).

Kegiatan moderasi beragama dengan tema “Menjadi Mahasiswa Moderat adalah Pilihan” diadakan dengan tujuan sosialisasi moderasi beragama dengan sasaran pengurus selingkup Organisasi mahasiswa (Ormawa) UIN imam Bonjol Padang.

“Dengan jumlah peserta yang tercatat sebanyak 150 orang, mudah mudahan acara kita selesai dan sukses hingga sore,” Ucapnya.

Lanjutnya, sosialisasi akan disampaikan 4 materi, pertama adalah tentang mudahnya asumsi dalam membangun perspektif, kemudian sketsa kehidupan beragama di Indonesia, ketiga analisi and new proses dan terakhir, konsep moderasi beragama baik dalam prespektif islam maupun dalam prespektif kementrian agama.

Turut menyampaikan sambutan s perwakilan WD III, Abdullah Khusairi mengatakan, hari ini adalah hari bersejarah bagi kemahasiswaan dan patut bagi mahasiswa memantaskan diri untuk disiplin.

Moderasi beragama adalah suatu ikhtiar pemerintah untuk menjawab persoalan kaum milenial gen z “seperti anda orang yang lahir ketika internet sudah massal, aktif digunakan dan internet itu ada di tangan anda. Hari ini anda bisa memanfaatkan Capcut, maupun aplikasi foto lainya untuk menjadi reporter di media sendiri lalu upload. Tapi persoalan tidak sesederhana itu, ternyata ada ideologi yang ingin mengacaukan. Mereka ingin ada peluru berdesing ditelinga kita, namanya ekstrimisme ingin memaksa kita mengikuti dengan cara paksa atas nama jihad, sementara akar berdirinya nusantara ini berangkat dari sikap moderat para ulama kita terhadap perbedaan.

Abdullah Khusairi juga menyampaikan, ketika mengikuti pelatihan moderasi di Lampung. Mulai lebih dalam mendalami, awalnya dengan studi pemikiran islam, sedikit paham bahwa ketika beragama dengan baik maka konflik tidak akan ada.

Tapi ketika ruang publik diisi oleh kebencian, dan pemaksaan kebenaran, konflik mulai bergesakan dan itu kian tajam apalagi mudah terhanyut oleh hoax, sudah selesai sebuah negeri. Ini adalah ikhtiar bagi UIN agar mahasiswa memilih jalan wasofiyah islam yang ditengah fairol umor wasotiha, sebaik baik itu ditengah, yang berlebih itu dibenci tuhan.

Disela itu, Abdullah Khusairi berharap bagi yang hadir agar untuk berserius karena ini ada uangnya. Maksudnya, hadir di sini memakai uang kampus, kalau hanya sekedar main-main berarti mubazir.

“Maksud saya, ayok pantaskan dirimu dalam kerja kelompok, jangan hebat sendiri saja, ini merugikan orang lain. Ini yang harus dibangun, semestinya kita mengubah diri kita,” tutupnya.

“Ayo memulai pengaplikasiannya, disiplin akan mengubah pola pikir, pak WR mungkin selalu ingin mahasiswanya lebih dari pada kami yang didepan ini, kami ingin loncatan besar dari ananda semua melebihi kami,” ungkapnya.

Diketahui kegiatan seminar moderasi beragama diikuti oleh perwakilan Ormawa UIN Imam Bonjol Padang, baik itu Organisasi kemahasiswaan dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Wartawan: Andika Putra.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *