Ketum Sema-U Singgung Soal Kepanitian PBAK 2024

Padang (DKTV)

Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas (Sema-U) Muhammad Haichal menyingung soal kebijakan pimpinan atau ketua panitia PBAK tentang keterlibatan pihak Ormawa yang tidak adanya kejelasannya. Akan tetapi, kepanitiaan sudah terbentuk oleh pihak kampus. Hal ini menjadi pernyataan tentang pemahaman teknis acara kepada Ketua Penyelenggara PBAK.

“Soalnya ini kebijakan pimpinan sara atau ketua panitia keterkaitan pihak Ormawa pun tidak ada, pihak Akama minta utusan untuk PBAK. Sedangkan panitia sudah terbentuk, maka saya tanyakan lagi ini ketua penyelenggara yang tidak paham teknis atau miss komunikasi kan itu dampaknya,” sebutnya saat diwawancarai oleh wartawan DKTV.

Haical merasa kepanitiaan PBAK tidak memiliki pemahaman terhadap teknis ataupun konsep acara yang akan diterapkan. Seharusnya para panitia PBAK bertanya kepada Ormawa yang sudah melewati tahapan tersebut. Terlebih lagi, kepanitiaan PBAK terdiri dari BP 22 dan 23.

“Saya rasa pun Panitia PBAK pun ga semuanya paham teknis, apalagi konsep dan kesiapa mereka bertanya?. Ke ormawa karena ormawa melewati tahap itu,” sambungnya.

Meskipun para panitia masih dalam proses pembelajaran akan tetapi, para panitia diberikan gaji. Dilihat pada tahun sebelumnya, sekitar Rp300 setiap orangnya. Oleh karena itu, seharusnya dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif, kreatif, dan subsitasi untuk kegiatan yang kongkret.

Sebagai bagian dari Ormawa UIN IB Padang sudah tentu menginginkan jalannya acara PBAK akan sukses sebagaimana mestinya. Namun, keberadaan Ormawa masih saja tidak dianggap.

Kemudian ada usulan ditiadakan nasi. Hal ini memicu lahirnya statement yang berujung kepada pemikiran negatif yang berada setiap orang dan beda pula menanggapi orang.

“Kami ormawa ini pun ibarat nya gini kita mau sama-sama PBAK ini sukses . Tapi apa sih masa kami gak diangap, kemudian ada usulan ditiadakan nasi. Bisa aja statement seperti itu akan merancu kepada pikiran negatif beda-bedakan, pikiran orangkan beda-beda dan beda pula menanggapi orang,” tegasnya.

Rasanya tidak mungkin ketua penyelenggara tidak bertanya kepada pihak atasan yang berwenang dibagian tersebut. Terlebih lagi, isu tentang anggaran sebanyak 15 Miliar. Maka dari itu, perlunya kontribusi para Ormawa untuk kampus. Tidak hanya, sekedar parade saja.

“Ga mungkin ketua penyelenggara tidak bertanya, bagaimana lagi itu perintah atasan ibaratnya wewenang WR lll. Tapi WR lll yang bilang ke pak Subhan itu bahwasanya anggaran 15 Miliar. Seharusnya kan dikaitkan lah ormawa-ormawa kan kami berkontribusi juga. Toh apa fungsi kami, sekedar parade saja,” ucap salah satu mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Kabarnya rapat pimpinan akan digelar terkait permasalahan ini. Maka dari itu, perlunya kehadiran utusan dari Ormawa untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi mahasiswa. Sebab, jika perencanaan ketidaksediaan nasi saat PBAK difikskan. Maka akan menimbulkan
pertikaian- pertikaian dan aspirasi yang berbeda.

Hasilnya munculnya statement yang rancu hingga membuat masalah banyak tidak terselesaikan. “Statement – statement seperti itu kan buat pikiran rancu-rancu ga jelas banyak masalah yang belum diselesaikan ada masalah baru,” jelasnya kepada wartawan DKTV.

Haichal berharap, semoga ketua penyelenggara dapat membuka rapat terbuka yang dihadiri oleh Ormawa dan Panitia untuk
konsep yang bagus dikaitkan, guna tidak terjadinya Miss komunikasi.

“Pokoknya terbuka hadiri kami semua apa aspirasi kami sampai kan. Karena kan sama-sama PBAK ini kan sukses,” tutupnya.

Wartawan: Irvan Mufadhdhal Zulis

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *