Pengahapusan Minyak Goreng curah


Sumber foto: Finance.detik.com

Pengahapusan minyak goreng curah Minyak goreng sangat menjadi perbincangan hangat di setiap kalangan, apalagi pada kalangan ibu-ibu rumah tangga. Polemik yang terjadi pada harga minyak goreng menjadi masalah yang tak kujung dapat diselesaikan. Dampak pada masyrakat yang senantiasa mengunakan minyak goreng dalam kehidupan sehari-hari kian terasa.

Kenaikan minyak goreng bukan masalh satu-satunyaa ditengah masyarakat, kelangkaan untuk mendapatkan minyak goreng juga menjadi masalah yang harus dituntaskan. Diritel modern rak yangbiasanya dipenuhi oleh berbagai macam merek minyak goreng mulai menipis bahkan ada yang kosong. Pedagang minyak curah dipasaranpun juga mengeluh susahnya mendapatkan minyak goreng.

Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menjelaskan, ada sejumlah masalah yang menyebabkan minyak goreng masih mahal dan langka. Masalah yang pertama, kata Bhima, yakni suplai penggunaan CPO untuk pangan khususnya pada minyak goreng yang terbatas.

Penyelesaian dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah tidak kunjung mendapat ujungnya. Kemahalan minyak gorengan yang cukup melejit mengakibat pengusaha diibidang kuliner ikut menaikan harga daganganya. Perubahan hal-hal kecil yang sangat signifikan ini juga berpengaruh dikalangan masyarakat akibatnya membuat pengeluaran menjadi ikut meningkat.

Pada saat ini masyarakat cukup bergantung padda minyak goreng curah yang harga lebih murah dibanding minyak goreng kemasan. Minyak goreng curah adalah minyak goreng sawit yang dijual ke konsumen dalam kondisi tidak dikemas dan tidak memiliki label atau merek.

Minyak goreng curah sudah diberikan subsidi oleh pemerintah yang dibandrol dengan Rp. 14.000/liter namun sampai saat sekarang ini minyak goreng yang dibandrol harga Rp. 14.000 masih sangat sulit ditemukan.

Minyak goreng curah sudah menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat, apalgi pada petani sawit. Minyak goreng dengan harga yang tinggi tidak sebanding dengan harga sawit yang murah pada saat sekarang ini.

Ditambah lagi dengan rencana pemerintah yang akan menghapuskan minyak goreng curah. Hal tersebut menjadi perbincangan serius baik dikalangan pemerintah maupun masyarakat.

Pemerintah memberikan waktu kepada pedagang minyak goreng curah untuk menghabiskan daganganya dalam tempo waktu 6-7 bulan, dalam artian sampai akhir tahun ini minyak goreng curah akan digantikan dengan minyak goreng kemasan yang dianggap lebih higenis.

Penghapusan minyak goreng curah tidak hanya semata-mata tanpa alasan. Pemerintah memberikan alasan agar minyak goreng kemasan yang nantinya juga di bandrol Rp. 14.000-15.500 mampu terealisasi dengan baik kepada masyarakat.

Penghapusan minyak goreng curah cukup membuat masyrakat semakin waspada denan harga minyak yang kembali melonjok, pasalnya masyarakat cukup kewalahan dalam menghadapi harga minyak goreng pada saat sekarang ini.

-Vivi Zalya Amanda (Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *